Kisah Mulyadi, Pemulung yang Tambal Jalan Selama 2 Tahun dengan Uang Pribadi

Konten Media Partner
23 November 2020 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemulung bernama Mulyadi (45) asal Sukoharjo memiliki hati mulia. Selama 2 tahun, dirinya menambal jalan kecil berlubang di Kartasura dengan menggunakan uang dari hasil memulungnya
zoom-in-whitePerbesar
Pemulung bernama Mulyadi (45) asal Sukoharjo memiliki hati mulia. Selama 2 tahun, dirinya menambal jalan kecil berlubang di Kartasura dengan menggunakan uang dari hasil memulungnya
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Seorang pemulung bernama Mulyadi (45) asal Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Kelurahan Mayang, Sukoharjo ini memiliki hati yang mulia bak malaikat.
ADVERTISEMENT
Pasalnya sudah hampir selama 2 tahun dirinya menambal jalan kecil berlubang di depan Goro Assalam daerah Gumpang, Kartasura dengan menggunakan uang dari hasil memulungnya setiap hari.
Dari hasil pendapatan memulungnya setiap hari yang berkisar antara Rp 30.000-Rp 40.000. Mulyadi menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli semen. Kemudian semen tersebut, ia pergunakan untuk menambal jalan berlubang yang berada di daerah Gumpang, Kartasura.
Ditemui di rumahnya, Senin (23/11), Mulyadi menceritakan bahwa dirinya melakukan hal tersebut karena tidak ingin orang lain mengalami hal yang serupa dengan dirinya.
"Saya dulu kan pernah jatuh di wilayah yang saya bersihkan itu. Hati saya kemudian terbuka jangan sampai orang lain jatuh. Saya punya pikiran kalau saya mau nolong orang pakai harta, saya enggak punya harta. Saya kan punyanya hanya tenaga," ungkap Mulyadi.
Mulyadi (45), pemulung ini berasal dari Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Kelurahan Mayang, Sukoharjo
Ditambahkan Mulyadi pada setiap musim penghujan, jalan kecil yang berlubang depan Goro Asalam tersebut mengakibatkan air tidak bisa mengalir dan dapat menyebabkan orang jatuh.
ADVERTISEMENT
"Saya itu menambal sudah hampir 2 tahun, sekarang kondisi sebagian jalannya masih berlubang tapi sebagian lagi jalannya sudah saya tambal," tuturnya.
Tidak hanya menutup jalan berlubang, Mulyadi bahkan juga membersihkan suket-suket yang berada di pinggir jalan tersebut agar ketika banjir suketnya tidak menghalangi jalannya air.
"Saya sebenarnya kalau mencari rongsok itu menahan sakit maag. Tapi kalau tidak saya paksa, nanti buat anak saya jajan sama membeli semen setiap hari tidak ada," ucapnya.
Karena sakitnya itu, bahkan malah banyak yang mengira Mulyadi hanya modus untuk mencari uang. Namun dirinya menepis anggapan tersebut, dirinya menjelaskan bahwa sakit yang dideritanya adalah sakit benaran. (Fernando Fitusia)
Dari hasil pendapatan memulungnya setiap hari yang berkisar antara Rp 30.000-Rp 40.000. Mulyadi menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membeli semen. Kemudian semen tersebut, ia pergunakan untuk menambal jalan berlubang yang berada di daerah Gumpang, Kartasura