Kurangi Sampah Plastik, Warga Palur Membuat Sedotan Berbahan Unik

Konten Media Partner
3 November 2019 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Prayitno, pembuat sedotan berbahan dasar dari bambu. (Fernando Fitusia)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Prayitno, pembuat sedotan berbahan dasar dari bambu. (Fernando Fitusia)
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR - Prihatin dengan banyaknya limbah plastik disekitar lingkungannya, Joko Prayitno, seorang warga Perumnas palur, Desa Ngriwo, Karanganyar, membuat sedotan berbahan dasar dari bambu.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari seorang pedagang mainan tradisional berbahan dasar bambu, Joko Prayitno mencoba mengawali bisnis sedotan bambu tersebut dari tahun 2018 dengan berbagai macam ukuran, mulai dari ukuran kecil, medium, hingga besar. Jenis bambu yang biasa digunakan oleh Joko adalah jenis bambu wulung.
"Sedotan plastik itu penyumbang pencemaran tertinggi limbah plastik di lingkungan sini luar biasa, bahkan hampir tidak terkendali. Maka dari itu saya mencoba membuat sedotan plastik dari bambu. Antusias masyarakat disini responnya juga baik," terang Joko Prayitno, usai diwawancarai Bengawan News di tempat tinggalnya, Minggu (03/11).
Tidak hanya membuat sedotan bambu yang ramah lingkungan, Joko Prayitno juga mencoba mengembangkan dan melengkapinya dengan Sendok, Garpu, dan Pisau dari bambu yang juga ramah lingkungan.
Sendok, Garpu, dan Pisau dari bambu karya Joko. (Fernando Fitusia)
Bisnis sedotan bambu karya Joko Prayitno tersebut tidak berjalan dengan lancar seusai yang dibayangkan. Diwawancarai Bengawan News, Joko mengaku mengalami beberapa kendala terkait bahan baku dari bambu yang semakin menipis.
ADVERTISEMENT
"Bambu ini dibilang sulit ya tetap sulit karena bambu ini disediakan oleh alam, jadi bahan baku bukan disediakan oleh industri tetapi oleh alam. Perkebunan bambu juga belum ada, untuk pertanian belum banyak yang berminat karena bambu itu panennya setiap 2 tahun setengah. Sedangkan padi setahun 3 kali," ungkap Joko.
Menurut Joko, bahan baku untuk pembuatan sedotan bambu penurunannya sudah sampai 50% lebih.
Joko berpesan kepada teman-teman yang memiliki profesi sama dengan dirinya atau menggunakan bambu sebagai salah satu bahan baku agar terus dapat mempertahankan kelangsungan bambu tersebut.
"Ini aset negara kita, ini milik kita, jangan mentang-mentang untuk sebuah ekonomi lalu dibabat habis-habisan. Jadi kita punya kesadaran bahwa ini harus dipertahankan, karena ini milik kita untuk bangsa Indonesia juga. Semoga kedepan lebih bisa dikembangkan lagi pertaniannya secara mandiri dululah tidak apa-apa karena dari pemerintah belum bisa berbuat banyak," pungkas Joko.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)