Larangan Konsumsi Daging Anjing di Solo Terhalang Regulasi

Konten Media Partner
10 Mei 2019 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana audiensi yang dilakukan Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dengan dengan perwakilan DPRD Kota Solo pada Kamis (09/06/2019). (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana audiensi yang dilakukan Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dengan dengan perwakilan DPRD Kota Solo pada Kamis (09/06/2019). (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO – Peredaran dan konsumsi daging anjing di Kota Solo, Jawa Tengah, dinilai memprihatinkan. Himbauan dan larangan sudah beberapa kali dilakukan kepada masyarakat, namun terhenti pada regulasi yang tak kunjung diterapkan. Yang terjadi justru semakin maraknya tingkat konsumsi daging anjing di Kota Bengawan ini. Hal ini diungkapkan perwakilan komunitas Dog Lover Solo, Mustika, yang tergabung dalam Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), pada Kamis (09/06/2019).
ADVERTISEMENT
"Kami sudah mencoba untuk mengedukasi mereka mengenai bahaya makan daging anjing. Namun mereka tetap saja mengkonsumsinya dengan alasan tidak ada larangan tegas dari pemerintah,” ucap Mustika usai melakukan audiensi dengan perwakilan DPRD Kota Solo.
Dia mengatakan kalau pihaknya sudah berulang kali melakukan mediasi dengan wakil rakyat di sejumlah kota untuk mencari solusi. Namun, niatan dari Mustika dan teman-temannya justru sering berujung dengan perdebatan. Pihaknya menawarkan kerjasama hingga solusi terkait regulasi larangan mengkonsumsi daging anjing, tapi sampai saat ini belum juga mendapat respon.
Berdasarkan pantauan sejak tahun 2013, perederan daging anjing menuju sudah semakin meluas di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kota Solo dan Sukabumi jadi beberapa wilayah dengan tingkat konsumsi daging anjing yang cukup tinggi. Ada 3 titik di Kota Solo yang menjadi tempat pengiriman anjing untuk dikonsumsi, yaitu kawasan Ngemplak, Jajar, dan Palur. Para pemasok dan penadah daging anjing melakukan transaksi secara tertutup.
Perwakilan munitas Dog Lover Solo, Mustika, mengaku prihatin dengan makin tingginya tingkat konsumsi daging anjing di Kota Solo. (Agung Santoso)
"Para pemasok ini naik truk. Biasanya malam dinihari. Tapi di bulan puasa ini, mereka memanfaatkan situasi saat berbuka puasa. Biasanya ada sepeda motor beronjong berhenti. Nah disitu truk juga berhenti. Kalau catatan hasil investigasi kami, ada 82 lebih warung penjual daging anjing di Solo," jelas Mustika.
ADVERTISEMENT
Komunitas Dog Lover Solo menilai daging anjing rawan terjangkit virus rabies dan kandungan penyakit lainnya. Bahkan sudah dicanangkan tahun 2020 bebas rabies. Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Animal Friends Jogja, Among, juga mengatakan bahwa wilayah Jawa Tengah dikhawatirkan masih rentan terhadap virus rabies, khususnya di Kota Solo.
"Contohnya yakni di NTB. Selama ini provinsi tersebut sudah dinyatakan bebas rabies. Namun bulan Februari lalu tiba-tiba muncul kasus rabies. Sedangkan di Solo, pasokan anjing diperoleh dari Jawa Barat, yang notabene belum bebas rabies,” ucap Among. (Agung Santoso)