Limbah Medis di Kota Solo Naik 10 Persen di Masa Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
16 Maret 2021 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi barang-barang yang akan menjadi limbah medis di fasilitas kesetahan (dok kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi barang-barang yang akan menjadi limbah medis di fasilitas kesetahan (dok kumparan)
ADVERTISEMENT
SOLO - Volume limbah medis di Kota Solo mengalami peningkatan hingga 10 persen selama pandemi COVID-19. Limbah itu berasal dari sejumlah rumah sakit, puskesmas serta laboratorium kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Herri Widianto mengatakan mereka mengelola limbah medis dari 19 rumah sakit yang ada di kota itu.
Sebelum pandemi COVID-19, belasan rumah sakit itu biasa menghasilkan limbah medis sekitar 5-7 ton setiap hari. Selama pandemi, limbah medis yang dihasilkan meningkat. "Peningkatan sebesar 10 persen," katanya, Selasa (16/03/2021).
Sedangkan limbah medis yang berasal dari 17 puskesmas dan satu laboratorium kesehatan meningkat hingga 20 persen. Meski demikian, peningkatan itu tidak begitu berpengaruh lantaran limbah medis yang dihasilkan puskesmas tidak terlampau besar. "Hanya 25 kilogram per hari," kata dia.
Peningkatan jumlah limbah medis itu hingga kini belum menjadi persoalan yang serius. Menurut Herri, masing-masing puskesmas dan rumah sakit memiliki tempat penampungan limbah yang memadai.
ADVERTISEMENT
Secara berkala, limbah tersebut akan diambil oleh perusahaan rekanan untuk dimusnahkan. Di Kota Solo, hanya ada 2 rumah sakit yang memiliki instalasi pengolah limbah medis sendiri, yaitu RS dr Oen Kandangsapi dan RSUD dr Moewardi.
(Tara Wahyu)