Lokasi Sumur Aneh di Karanganyar Dulunya Merupakan Laut

Konten Media Partner
22 Maret 2021 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah watu warga, Solikhin menunjukkan sumur bor yang bisa menyala api yang berada di pekarangannya
zoom-in-whitePerbesar
Salah watu warga, Solikhin menunjukkan sumur bor yang bisa menyala api yang berada di pekarangannya
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR-Sumur bor yang berada di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, mengeluarkan air yang terasa asin. Pada masa lampau, kawasan tersebut merupakan lautan.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkap oleh pakar lingkungan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Pranoto. "Kawasan itu masih menjadi kesatuan dengan situs Sangiran," katanya saat ditemui, Senin (22/03/2021).
Di situs tersebut banyak ditemukan fosil manusia purba. Selain itu banyak pula ditemukan fosil binatang laut di situs itu. Diperkirakan kawasan itu dulunya merupakan lautan, jauh sebelum dihuni oleh manusia purba.
"Dulunya merupakan laut yang mengalami proses pengangkatan sehingga menjadi sebuah daratan," katanya menjelaskan.
Fenomena itu berpengaruh pada kondisi air dalam di daerah tersebut sehingga sumur aneh di Karanganyar bisa mengeluarkan air asin. Meski demikian, Pranoto menyebut kandungan garam di kawasan itu sudah tidak begitu tinggi. "Tidak bisa dijadikan garam seperti air laut," katanya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kandungan garamnya juga masih di bawah sumber air asin yang berada di Bledug Kuwu, Grobogan. Di kawasan Bledug Kuwu hingga kini masih ada aktivitas penambangan garam.
Sumur aneh di Karanganyar itu berada di pekarangan warga bernama Solikhin. Sumur itu dibuat pada 2019 lalu dengan mengebor hingga kedalaman 120 meter.
Air yang keluar dari pipa sumur bor itu sangat asin seperti air laut. Uniknya, banyak ikan air tawar berukuran kecil-kecil yang berenang di selokan tersebut. Masyarakat Jawa Tengah biasa menyebutnya sebagai ikan cethul.
Menurut Solikhin, sumur itu awalnya dibuat oleh warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. "Dapat bantuan dari Baznas karena desa ini kesulitan air bersih," katanya.
(Tara Wahyu)