Mahasiswa UNS Sulap Blotong Tebu dan Cangkang Keong jadi Papan Partisi

Konten Media Partner
9 Juli 2019 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 orang mahasiswa penemu Smart-Partisi (Papan partisi kedap suara, anti jamur, tahan air dan api). (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
3 orang mahasiswa penemu Smart-Partisi (Papan partisi kedap suara, anti jamur, tahan air dan api). (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Sekelompok mahasiswa melakukan inovasi dari cangkang keong sawah dan blotong tebu yang dianggap sebagai limbah dengan membuat Smart-Partisi (Papan partisi kedap suara, anti jamur, tahan air dan api). Kreativitas para mahasiswa ini sebagai solusi dari keresahan masyarakat dengan memperdayakan limbah menjadi sebuah penemuan yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Smart-Partisi dibuat oleh 3 mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), yaitu Ineke Bela Ramdani dari jurusan D3 Teknik Sipil, Jeesica Hermayanti Pratama dari jurusan S1 Kimia, dan Fajar Julian Santosa dari jurusan S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Karya mereka lolos didanai ini setelah terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019 dari Kemenristekdikti.
“Smart-Partisi ini kami buat agar dapat mengurangi permasalahan lingkungan, terutama limbah cangkang keong dan blotong tebu. Smart-Partisi merupakan sebuah inovasi papan partisi dengan bahan campuran cangkang keong sawah dan blotong tebu. Selain itu, mengingat Indonesia terletak pada wilayah geografis yang rawan gempa, sehingga dibutuhkan material yang ringan untuk mengurangi risiko korban gempa," jelas Ineke, salah satu mahasiswi penemu Smart-Partisi.
ADVERTISEMENT
Kandungan CaO dalam cangkang keong sawah dapat mengurangi penggunaan semen serta kandungan karbon dan silica. Kandungan ini terdapat dalam blotong tebu sehingga diharapkan dapat menyerap bunyi. Dengan teknologi coating TiO2 dan Al2O3 menjadikan partisi anti jamur dan tahan api. Smart-Partisi memiliki keunggulan kedap suara, anti jamur, tahan air dan api.
"Karya hasil penelitian ini merupakan karya pertama yang belum pernah ada sebelumnya dan sedang diajukan untuk permohonan paten serta hak cipta," jelas Widi Hartono selaku dosen pembimbing. (Agung Santoso)