Masa Pandemi Corona, Hotel di Sukoharjo Tidak Mempertimbangkan untuk Tutup

Konten Media Partner
9 April 2020 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mini Conference yang diadakan di Fave Hotel Solo Baru. (Fernando Fitusia)
zoom-in-whitePerbesar
Mini Conference yang diadakan di Fave Hotel Solo Baru. (Fernando Fitusia)
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Mewabahnya pandemi corona saat ini telah berdampak banyak diberbagai sektor, terutama di sektor dunia perhotelan. Menurut Ika Florentina General Manager, Fave Hotel Solo Baru, okupansi hotel yang biasanya rata-rata berkisar 80-90%. Pada bulan April-Mei ini hanya mendapatkan rata-rata 10-20%. Meskipun mengalami penurunan yang cukup drastis, pihaknya tidak mempertimbangkan untuk menutup hotel di masa pandemi corona. Hal ini dikatakan, Ika Florentina, Kamis (09/04).
ADVERTISEMENT
“Saat ini kita tidak tahu masih dapat bertahan berapa lama. Meskipun okupansi hotelnya menurun, tetapi kita sama sekali tidak mempertimbangkan untuk tutup. Karena untuk menutup hotel itu pertimbangannya sangat besar sekali. Di satu sisi operasional akan tetap jalan, energy cost harus tetap jalan, tidak bisa kita tutup hotel terus semuanya tidak ada karyawan sama sekali, karena maintenance harus tetap jalan. Kemudian untuk karyawan kita tetap harus ada yang masuk dan kalau tutup sama sekali, berarti itu kita sama sekali tidak ada pemasukan, bisa dikatakan minus itu lebih memberatkan kami,” katanya.
Lanjut, ketika hotel memutuskan untuk tutup, maka akan membutuhkan waktu recovery yang cukup lama. Tidak cukup 2-3 bulan, bisa mencapai 6 bulan bahkan hingga 1 tahun. Selain itu yang menjadi pertimbangan adalah dari sisi psikologis karyawan yang akan merasa down jika hotel memutuskan untuk tutup.
ADVERTISEMENT
Untuk tetap dapat bertahan di masa pandemi corona, fave hotel Solo Baru membuat beberapa penawaran paket pilihan kepada pengunjung. Salah satunya ada penawaran paket karantina di Fave Hotel selama 14 hari dengan harga Rp 2.750.000.
“Pertama dari sisi sales revenue itu tetep kita ada penawaran seperti paket karantina 14 hari di Fave Hotel, ada paket untuk long stay selama 5 hari, kita juga jualan untuk promo di Gofood. Ada juga launch box yang kita antar ke beberapa perbankan,” paparnya.
Karyawan Fave Hotel sedang melakukan perawatan di kamar hotel. (Fernando Fitusia)
Selain itu dari segi karyawan, Fave Hotel Solo Baru menerapkan aturan cuti yang tidak dibayar kepada seluruh staff, karyawan, hingga GM. Kemudian untuk menekan energi yang dibayarkan, Fave Hotel hanya membuka 3 lantai dari 19 lantai yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
“Saat ini yang kita lakukan untuk para karyawan adalah cuti tidak dibayar, bukan hanya untuk karyawan saja tetapi seluruh staff termasuk GM. Ini kita berlakukan sama rata sama rasa semuanya. Jadi gaji yang seharusnya kita bayar 100% bulan April dan Mei ini kita budgetkan 50%,” ujar Ika.
“Dari energy cost yang kita lakukan adalah kita minimal untuk open floor, jadi bukan close hotel, tetapi closing floor. Kita Fave ada 12 lantai, jadi yang kita buka hanya 3 lantai masing-masing dengan 19 kamar sama 14 kamar jadi itu sangat menekan untuk energy. Kemudian dari sisi maning, kita perhari hanya 1 orang. Jadi ini konsekuensinya saya tegaskan untuk karyawan berat karena dia harus kerja ada yang 12 jam, tapi tidak apa-apa, karena setelah dia kerja 12 jam besuk dia cuti 3 hari. Supaya dia tetep terima gaji meskipun 50%,” tambah Ika.
ADVERTISEMENT
Dari sisi keselamatan, Ika menekankan kepada semua karyawan harus memakai masker, dan juga sarung tangan. Pada saat tamu datang sebelum masuk kamarpun disemprot disinfektan terlebih dahulu, baru di cleaning, karena disetiap koridor Fave Hotel juga disemprot disinfektan.
(Fernando Fitusia)