Melihat Kondisi Abu Bakar Ba'asyir: Bicara Maksimal 20 Menit, Salat Harus Duduk

Konten Media Partner
18 Agustus 2022 21:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir digandeng santrinya saat berjalan di ponpes tersebut, Rabu (17/08/2022). FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir digandeng santrinya saat berjalan di ponpes tersebut, Rabu (17/08/2022). FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba’asyir baru saja mengikuti upacara peringatan HUT ke-77 RI di ponpes tersebut, Rabu (17/08/2022).
ADVERTISEMENT
Upacara peringatan HUT ke-77 RI tersebut digelar bersamaan dengan ulang tahun Ba’asyir. Saat ini ia telah berusia 84 tahun.
Pada usia senjanya, kondisi fisik Ba'asyir memang tak sekuat dulu. Saat upacara pun ia lebih banyak duduk di kursi, yang berada di antara tamu VIP dan pengurus ponpes.
Humas Ponpes Al Mukmin, Muchson, mengamini penurunan kondisi fisik Ba’asyir tersebut.
“Dari sisi kesehatan, (Ba’asyir) tidak boleh berbicara lebih dari 20 menit. Ya, maksimal 20 menit,” ungkapnya.
Hal itu menjadikan Ba’asyir jarang memberikan ceramah kepada para santri di masjid pondok. Kini di masjid itu, Ba’asyir hanya melakukan salat lima waktu berjamaah setiap hari.
“Saat di masjid, biasanya mengingatkan santrinya bila ramai.”
Namun saat ada kesempatan ceramah, Ba’asyir akan menyampaikan motivasi kepada santri dalam beberapa menit.
ADVERTISEMENT
“Biasanya (isi ceramah) yang penting santri sabar menuntut ilmu, kemudian ikuti nasehat guru dan ustaz di pesantren,” beber Muchson.
Kondisi kesehatan Ba’asyir tersebut, diakui Muchson menurun sejak bebas dari Lapas Gunung Sindur, Bogor pada Januari 2021. Sebelumnya ia dihukum selama 9 tahun, usai dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia.
“Beliau susah berdiri karena ada gangguan lutut. Di masjid pun salat harus duduk menggunakan kursi yang didesain sendiri oleh pondok,” terang dia.
Pendiri Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir. FOTO: Agung Santoso
Kursi itu biasanya disiapkan di depan masjid. Saat Ba’asyir tiba di masjid, para santri biasanya sudah menunggu di depan untuk memapahnya.
“Beliau tidak lagi jadi imam salat. Tapi makmum di belakang imam,” imbuh staf pondok, Endro Sudarsono.
ADVERTISEMENT
Aktivitas Ba’asyir di luar pondok, kata Endro, tak seintens dulu. Para tamu yang datang ke ponpes juga hanya berbincang ringan.
“Kalau keluar, biasanya spontan. Seperti ke pondok Ustaz Muim di Karangpandan atau pondok Ustaz Rosyid di Magetan,” ungkapnya.
Daya ingat Ba’asyir juga banyak berkurang. Beberapa kalimat diucapkan lawan bicara secara berulang.
“Meski begitu suara bicaranya masih terdengar jelas. Tapi dari pondok memang bicaranya dibatasi, ketika banyak tamu,” kata Endro.
(Agung Santoso)