Mengaku Tunanetra, Satu Peserta UTBK UNS Didiskualifikasi

Konten Media Partner
8 Juli 2020 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satu peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Sebelas Maret (UNS) didiskualifikasi lantaran bertindak curang
zoom-in-whitePerbesar
Satu peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Sebelas Maret (UNS) didiskualifikasi lantaran bertindak curang
ADVERTISEMENT
SOLO - Satu peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Sebelas Maret (UNS) didiskualifikasi lantaran bertindak curang. MM mengaku sebagai penyandang disabilitas saat melakukan seleksi UTBK pada Selasa (07/7).
ADVERTISEMENT
Namun, saat mengikuti ujian, kondisi MM tidak seperti disabilitas lainnya. MM mengaku bahwa dirinya disabilitas tunanetra.
MM diketahui berbohong sebab saat menjalani ujian, MM tidak seperti disabilitas lainnya. MM terlihat tidak menggunakan alat bantu saat memasuki ruangan ujian di Gedung Teknologi dan Informatika (TIK) UNS.
"Alasannya, katanya atlet saat perlombaan disabilitas, ia mengaku mengikuti perlombaan yang tunanetra," ujar Wakil Rektor I Ahmad Yunus, Rabu (08/7).
Terkait kasus tersebut sesuai pihak kampus tidak bisa memberikan toleransi terhadap MM. Untuk itu, MM diminta ke kantor SPMB UNS untuk mengklarifikasi. Pihak kampus memastikan bahwa MM memang ingin melakukan penipuan.
Saat mengikuti ujian, kondisi MM tidak seperti disabilitas lainnya. MM mengaku bahwa dirinya disabilitas tunanetra
"Sebelum hari H, bagian pendaftaran telah menghubungi peserta satu per satu untuk memastikan data di lapangan agar sinkron. Yang bersangkutan mengkonfirmasi tunanetra, namun bisa melihat, bisa mendangar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
UNS sendiri harusnya ada tiga peserta UTBK yang disabilitas mengikuti ujian pada Selasa (07/7). Untuk tes ujian juga dibedakan dari peserta lainnya yang tidak memiliki keterbatasan khusus.
Yunus mengatakan, naskah soal berbeda dari peserta yang normal. Jumlah soalnya juga lebih sedikit.
"Durasi waktunya semua sama. Hanya saja, naskah soal tetap berbeda dari yang normal, jumlah lebih sedikit," tutupnya. (Tara Wahyu)