Misi Baznas Entaskan Angka Kemiskinan di Indonesia

Konten Media Partner
4 Maret 2019 22:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana konferensi pers Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di The Sunan Hotel, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019). (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana konferensi pers Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di The Sunan Hotel, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019). (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Target mengentaskan 1 persen kemiskinan menjadi misi dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Salah satu langkah pengentasan kemiskinan melalui program bantuan ekonomi Baznas ini mencapai 60 persen dari target dana yang dihimpun. Hal ini disampaikan Direktur Utama (Dirut) Baznas, M. Arifin Purwakananta, kepada wartawan saat konferensi pers di The Sunan Hotel, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019).
ADVERTISEMENT
"Jika angka kemiskinan kita 28 juta orang, maka 1 persen dari jumlah tersebut bisa dientaskan setiap tahun. Kami akan membuat program ekonomi terpadu," jelas Arifin.
Program ekonomi terpadu tersebut meliputi permodalan, pendampingan produksi serta pemasaran. Bantuan ini diberikan kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat) dengan jumlah yang berbeda-beda berdasarkan jenis program. Selain itu, Baznas juga memberikan modal kerja melalui program Z-Mart, antara 8-18 juta rupiah.
"Untuk peternakan, modal yang diberikan 15-18 juta." jelasnya.
Direktur Utama (Dirut) Baznas, M Arifin Purwakananta. (Agung Santoso)
Selain pemberian bantuan dana, Baznas juga mengadakan program pelatihan dan program micro finance dengan anggaran yang lebih kecil, sekitar 2 hingga 5 juta rupiah. Baznas menyalurkan dana pinjaman lunak untuk para pelaku usaha di desa.
ADVERTISEMENT
Dikembangkan
Program ini dikembangkan di 6 provinsi, dimana masing-masing provinsi memiliki potensi 1.000 orang mustahik. Provinsi-provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Kedepannya, program tersebut akan dikembangkan di provinsi lain.
"Pinjaman ini tidak ada bunga karena sifatnya bantuan yang diberikan begitu saja. Tapi kami ingin mendidik mereka sehingga memiliki kesadaran untuk mengembalikan." papar Arifin. (Agung Santoso)