Muhammadiyah Berharap Kabinet Jokowi Profesional dan Kinerja Ditopang

Konten Media Partner
1 Agustus 2019 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soft opening logo muktamar ke 48 di Gedung Siti Walidah Universiras Muhammadiyah Solo, Sukoharjo, Rabu (31/07/2019) (Agung Sasongko)
zoom-in-whitePerbesar
Soft opening logo muktamar ke 48 di Gedung Siti Walidah Universiras Muhammadiyah Solo, Sukoharjo, Rabu (31/07/2019) (Agung Sasongko)
ADVERTISEMENT
SOLO- Muhammadiyah berharap kinerja kabinet Joko Widodo profesional, untuk amanah kepentingan negara dan bangsa. Jika diberi kepercayaan Presiden Joko Widodo dalam kabinet barunya maka Muhammadiyah berkerja tanpa pamrih seperti selama ini untuk bangsa dan negara. Hal ini dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haidar Naishir usai acara soft opening logo muktamar ke 48 di Gedung Siti Walidah Universiras Muhammadiyah Solo, Sukoharjo, Rabu (31/07/2019).
ADVERTISEMENT
"Susunan kabinet itu sudah menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi (Joko Widodo -red). Untuk kabinet nanti punya kepentingan bangsa dan negara. Bukan untuk kepentingan politik, golongan dan kelompok tertentu," jelas Haedar.
Lebih lanjut dikatakan kalau Muhammadiyah menghargai kebijakan dan tidak mendahului apapun karena bukan porsi Muhammadiyah. Tentang pendidikan dan kesehatan seperti target Muhammadiyah, Haidar kembali mengatakan kalau tidak pernah menuntut, namun diberi kepercayaan negara maka akan menunaikan untuk kecerdasakan dan kesejahteraan dan memajukan bangsa dan negara.
"Bahwa kami jujur, bahkan Kepentingan kolektifitas sekarang ini, sebenarnya Muhammadiyah seluruh kekuatan komponen civil soceity serta partai politik serta lembaga pemerintahan punya kewajiban utama bagaimama menyelesaikan persoalan besar bangsa," jelasnya.
Persoalan ini dibidang kesenjangan sosial, soal politik yang serba liberal, pendayagunaan sumber daya alam. Selanjutnya, memperkokoh kedaulatan bangsa maka menjadi kerja kolektif. Artinya, tidak bisa jika Indonesia dibangun oleh kekuatan tertentu, oleh golongan tertentu tapi harus ditopang bersama oleh seluruh komponen bangsa.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)