Mulai 7 Januari, Museum Keraton Solo Kembali Dibuka untuk Wisatawan

Konten Media Partner
6 Januari 2023 17:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Keraton Solo tengah dibersihkan oleh abdi dalem sebelum dibuka untuk wisatawan pada Sabtu (07/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Museum Keraton Solo tengah dibersihkan oleh abdi dalem sebelum dibuka untuk wisatawan pada Sabtu (07/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Museum Keraton Solo akan kembali dibuka untuk wisatawan mulai akhir minggu ini. Hari ini, Jumat (06/01/2023) para abdi dalem mulai membersihkan ruangan-ruangan hingga halaman museum.
ADVERTISEMENT
"Hari Jumat memang libur untuk bersih-bersih. Jadi mereka setiap Jumat semua yang bertugas di sini datang pukul 8.00 WIB untuk bersih-bersih. Sabtu besok (07/01/2023) dibuka untuk wisatawan," terang Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), GKR Koes Moertiyah Wandansari atau kerap disapa Gusti Moeng.
Museum Keraton Solo tengah dibersihkan oleh abdi dalem sebelum dibuka untuk wisatawan pada Sabtu (07/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
Sebelum dibersihkan, Gusti Moeng menyebut kondisi halaman museum keraton sudah dipenuhi daun kering yang telah menumpuk
"Kebetulan ini lagi musim gugur daun yang kering sudah menumpuk. Ini kita bersihkan halaman dulu. Untuk besok pagi dia (abdi dalem) datang kembali melanjutkan membersihkan. Masing-masing punya tugas untuk membersihkan ruangan. Terus baru dibuka pukul 10.00 WIB. Pokoknya mereka datang 1 jam sebelumnya, sebelum wisatawan datang sudah dibersihkan dahulu. Besok sudah bisa dikunjungi," lanjut Gusti Moeng.
ADVERTISEMENT
Halaman Museum Keraton Solo tengah dibersihkan oleh abdi dalem sebelum dibuka untuk wisatawan pada Sabtu (07/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
Selain bersih-bersih lingkungan museum, perbaikan kecil dan pengecatan ulang juga dilakukan di sejumlah bagian keraton khususnya di muka keraton.
Gusti Moeng mengaku jika perbaikan dan pengecatan tersebut dilakukan secara sendiri atau swadaya.
"Ada yang urun cat, urun buat bayar tenaga dan yang lainnya. Ini kepedulian para sentono dan masyarakat buat keraton tinggi. Kalau melihat kondisi keraton itu saya tidak tega," pungkasnya.
(Fernando Fitusia)