Opera Ramayana, Suguhan Kesenian Daerah Untuk Hiburan Pemudik di Solo

Konten Media Partner
9 Juni 2019 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suguhan pementasan Opera Ramayana bertajuk "Bakdan Neng Sala" (lebaran di Solo) dalam lakon Sinta Obong yang digelar pada Sabtu (9/6/2019) malam di Benteng Vastenburg, Solo. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Suguhan pementasan Opera Ramayana bertajuk "Bakdan Neng Sala" (lebaran di Solo) dalam lakon Sinta Obong yang digelar pada Sabtu (9/6/2019) malam di Benteng Vastenburg, Solo. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO- Ratusan seniman dari usia anak-anak hingga dewasa beradu peran dalam pentas Opera Ramayana yang bertajuk "Bakdan Neng Sala" (lebaran di Solo) dalam lakon Sinta Obong. Suguhan pementasan ini rutin diadakan setiap tahun pada saat perayaan lebaran Idul Fitri untuk memberikan hiburan bagi masyarakat yang mudik ke Kota Solo, Jawa Tengah. Seperti yang disampaikan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, disela-sela acara opera pada Sabtu (9/6/2019) malam di Benteng Vastenburg, Solo.
ADVERTISEMENT
"Opera Ramayana ini sudah empat kali digelar di Kota Solo. Penonton tidak dipungut biaya untuk menonton acara. Acara ini diikuti oleh para seniman handal di Solo," jelas Rudi.
Agenda tahunan yang digelar selama tiga hari ini berjudul Sinta Obong dengan menggabungkan unsur gerak tari masa kini tanpa meninggal tradisi lama yang ada. Adapun cerita lakon yang pernah digelar sebelumnya yakni Anoman Obong (2015), Sang Anoman (2016), Rama Tambak Kumbokarno Gugur (2017) dan Goa Kiskenda (2018).
Warga Solo dan sekitarnya nampak antusias dengan pageralan pentas opera ini. Terbukti dengan jumlah peminat yang dari tahun ke tahun cukup tinggi.
"Melalui acara ini, diharapkan masyarakat yang kebetulan mudik ke Solo saat kembali bisa menyampaikan ke saudara dan kerabat yang ada di tanah rantau, agar tahun depan mampir lagi ke Kota Solo,"jelas Rudi.
ADVERTISEMENT
Dalam pantauan jalannya pementasan, ada beberapa rangkian yang ditampilkan, diantaranya episode Anoman Duta sampai dengan Anoman Obong. Episode berikutnya ada peristiwa Rama Tambak, dimana sutradara memfokuskan dalam menggarap cerita pelestarian dan perawatan ekosistem seperti laut serta ekosistemnya.
Sampai dengan episode muncul adegan Sinta yang prihatin atas dirinya yang bertahan dengan sikap kerasnya sehingga terjadi kejadian luar biasa dengan memakan banyak korban. (Agung Santoso)