Paslon Bajo Jual Kaus untuk Dana Operasional Kampanye

Konten Media Partner
18 September 2020 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paslon Bajo saat ini tengah memproduksi 1000 kaus yang didesain sendiri kemudian dijual kembali untuk dana operasional kampanye
zoom-in-whitePerbesar
Paslon Bajo saat ini tengah memproduksi 1000 kaus yang didesain sendiri kemudian dijual kembali untuk dana operasional kampanye
ADVERTISEMENT
SOLO - Pasangan Calon (Paslon) dari jalur perseorangan, Bagyo Wahyono - FX Supardjo (Bajo) saat ini tengah memproduksi 1000 kaus yang didesain sendiri kemudian dijual kembali untuk dana operasional kampanye.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan penanggung jawab tim pemenangan Bajo, Budi Yuwono saat ditemui di posko pemenangan Bajo yang berada di Jln. Semangka No. 27 Kerten, Laweyan, Solo, Kamis (17/09).
"Kaus ini biaya produksinya Rp 50.000 dijual Rp 75.000 yang Rp 25.000 masuk operasional untuk kampanye. Kemudian Rp 50.000 kembalinya untuk modal bikin kaus lagi," ungkap Budi Yuwono.
Hal senada juga diungkapkan FX Supardjo, dirinya menjelaskan bahwa pembuatan kaus tersebut diproduksi oleh tim dari Bajo kemudian diperuntukkan tim maupun pendukung Bajo.
Model kaus terbaru yang diperjual belikan bertuliskan Spirit of Bajo Pambukaning Gapura Praja yang artinya perubahan baru untuk kota Solo
"Walaupun kita memproduksi tapi enggak gratis disebar-sebar ke masyarakat. Soalnya biayanya kan dari kita sendiri, dari urunan teman-teman. Untungnya kembali lagi untuk operasional Bajo, jadi dari kita untuk kita. Kita itu benar-benar orang kecil enggak ada biaya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
FX Supardjo menambahkan, saat ini dirinya dengan tim sudah membuat 3 model kaus. Di mana model kaus terbaru yang diperjual belikan bertuliskan Spirit of Bajo Pambukaning Gapura Praja yang menurutnya mempunyai makna tersendiri.
"Pambukaning Gapura Projo, artinya perubahan baru untuk kota Solo. Selama ini tagline-nya kan perubahan perubahan. Nah, Tikus Pithi ingin membuat perubahan untuk Solo tentang toleransi keagamaan, budaya, dan juga pembangunan," tutupnya. (Fernando Fitusia)