PDIP Solo Persilakan Kadernya Deklarasi Dukung Capres

Konten Media Partner
14 Oktober 2021 21:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.
ADVERTISEMENT
SOLO-Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku tidak mempermasalahkan adanya kader partai yang melakukan deklarasi dukungannya kepada salah satu calon presiden yang didukung.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari aspirasi di tingkat bawah yang perlu untuk dihargai.
"Kalau di Solo ada yang mau deklarasi, ya silakan deklarasi," kata Rudyatmo saat ditemui, Kamis (14/10/2021).
Pihaknya bahkan berjanji akan membawa aspirasi-aspirasi tersebut ke kepengurusan partai yang ada di tingkat provinsi maupun pusat.
Hanya saja dia mengingatkan bahwa keputusan akhir mengenai calon presiden yang akan didukung berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Semua kader harus bersedia menerima keputusan tersebut.
"Hukumnya wajib bagi kader PDIP untuk memenangkannya," kata Rudyatmo yang juga merupakan mantan Wali Kota Solo itu.
Dia mencontohkan, menjelang pilkada tahun lalu banyak kadernya yang melakukan deklarasi dukungan untuk Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Hanya saja, PDIP ternyata memutuskan untuk mencalonkan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa.
ADVERTISEMENT
Usai keputusan partai itu, semua kader juga langsung bergerak untuk memenangkan pasangan calon yang telah diusung partai.

Kader Celeng Tak Perlu Berkecil Hati

Sementara itu, Rudyatmo juga tidak mempermasalahkan adanya pihak-pihak yang menyematkan sebutan celeng bagi kader yang mendukung calon presiden tertentu.
Menurutnya, celeng merupakan hewan yang selalu berjalan lurus. "Jadi yang disebut celeng ini justru pasti tegak lurus," kata Rudyatmo.
Dia menyebut kader celeng tersebut akan selalu berperilaku lurus dan mengikuti semua kebijakan yang digariskan oleh partai.
Dia justru mewaspadai kemungkinan adanya kader banteng celengan. "Banteng celengan hanya berpikir untuk mengumpulkan pundi-pundi (uang)," kata dia.
(Agung Santoso)