Pengamat Teroris: Jaringan Abu Zee Orang-orang Baru Gunakan Pola Sama

Konten Media Partner
17 Oktober 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Terorisme sekaligus Direktur Amir Institue, Amir Mahmud saat di Kota Solo beberapa waktu lalu. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Terorisme sekaligus Direktur Amir Institue, Amir Mahmud saat di Kota Solo beberapa waktu lalu. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Perjalanan terorisme dinilai regenerasi, tapi pola yang dijalankan masih sama seperti halnya pelaku teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Abu Zee. Namun, Abu Zee sendiri kemungkinan sosok lama dalam dunia terorisme, tapi ia merangkul orang baru dan wajah baru. Hal ini disampaikan Pengamat Terorisme sekaligus Direktur Amir Institue, Amir Mahmud ketika dihubungi via telepon seluler, Rabu (16/10).
ADVERTISEMENT
"Mungkin bisa juga orang lama yang berganti nama. Karena seperti yang kita tahu nama teroris itu bisa berubah-ubah," tambahnya.
Jadi aksi terorisme yang berkembang saat ini menurutnya memiliki jangkauan ruang yang saling berkaitan dengan jaringan masa yang lalu. Target masih sama tapi personilnya yang berbeda dan pemainnya orang-orang baru. Tidak sekedar itu, jaringan Abu Zee saling berkaitan dengan jaringan terorisme lain seperti Jamaah Islamiyah (JI) dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang bentuk dan selnya terjaga.
"Gerakan Abu Zee suatu bagian dari program, tindakan mereka bagian dari strategi, sudah terstruktur, tapi gerakannya masih terpisah. Jaringan A tertangkap masih ada jaringan B," ujarnya.
Disinggung mengenai Kota Solo yang menjadi sasaran aksi bom bunuh diri, Amir mengatakan jika hal tersebut sudah masuk dalam program mereka. Namun, gerakannya hanya ditingkat sel saja. Dia menegaskan sekali lagi yang perlu diwaspadai, mereka memiliki jaringan simpatisan yang bisa dilihat dari kesamaan emosional dan siapa saja bisa didoktrin.
ADVERTISEMENT
Mengenai motif penusukan, Amir berpendapat bahwa para pelaku ini ingin membuktikan kalau sel-sel terorisme masih ada dan berkembang dimasyarakat. Bahkan ancaman terhadap pejabat negara baru pertama kali ini terjadi. Jaringan tersebut sampai melakukan penyerangan secara langsung terhadap Menkopolhukam, Wiranto.
"Kita lihat kasus penusukan Wiranto, menurut saya itu bukan aksi biasa, artinya bukan aksi spontanitas, tapi memang sudah direncanakan. Kalau motifnya dendam pribadi, mungkin iya, apalagi omongan Pak Wiranto menyikapi kelompok mereka yang begitu pedas. Namun saya kira motif itu kecil kemungkinannya," ungkap Amir.
Amir menyimpulkan, alasan dari jaringan Abu Zee ini masih klasik serta makin terlihat ingin menjadikan Indonesia kacau seperti Suriah. Apalagi kondisi masyarakat saat ini dengan paham yang cepat berkembang maka mereka bergerak leluasa. Tak hanya itu, adanya pelantikan Presiden dan wakilnya merupakan sebuah momentum yang pas untuk membuat kacau Indonesia.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)