Pengguna Jembatan Sesek Meningkat 100 Persen, Dishub Solo: Rawan Keselamatan

Konten Media Partner
28 September 2022 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan sesek yang menghubungkan antara Kampung Sewu, Jebres, Solo dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo. FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan sesek yang menghubungkan antara Kampung Sewu, Jebres, Solo dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo. FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
SOLO – Jembatan sesek yang menghubungkan Solo dan Sukoharjo dianggap tidak memenuhi standar keselamatan. Dishub Kota Solo menghimbau masyarakat tidak menjadikan jembatan yang terbuat dari bambu tersebut sebagai jalur alternatif akibat ditutupnya Jembatan Mojo dan Jurug B.
ADVERTISEMENT
“Jika dilihat dari segi keselamatan sangat rawan karena jembatannya berada di atas drum sehingga kalau diinjak goyangannya terasa. sedangkan di ujung sangat menanjak,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Solo, Ari Wibowo.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Ari mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa evaluasi. "Nanti kami evaluasi. Harapan kami itu tidak jadi alternatif," lanjutnya.
Jembatan sasak yang menghubungkan antara Kampung Sewu, Jebres, Solo dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo. FOTO: Agung Santoso
Kapolsek Mojolaban, AKP Tarto mengaku telah melakukan sosialisasi kepada pengelola mengenai keselamatan para penyeberang. Hal tersebut dilakukan mengingat jumlah penyeberang pengendara motor yang meningkat hingga 100 persen.
“Kami telah tekankan kepada pengelola bahwa keselamatan menjadi faktor utama. Kami pun meminta kepada pengelola untuk mengatur para penyeberang agar tidak berdesakan selama mengantre,” lanjutnya.
Tarto memprediksi pengguna jembatan akan terus meningkat. Pasalnya panjang antrean pada hari pertama penutupan Jembatan Mojo mencapai 1 km. Ia juga menyarankan kepada pengelola untuk ditutup apabila debit air naik.
ADVERTISEMENT
Pihak pengelola sendiri mengerahkan 20 personel untuk membantu dan menertibkan para penyeberang. “Ada 20 personel yang berperan membantu penyeberang,” kata Tarto.
(Agung Santoso)