Pengikut Kerajaan Agung Sejagat: Semua Adalah Sebuah Perjuangan

Konten Media Partner
18 Januari 2020 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Pendapa di Ndalem Prambanan. (Tara Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Pendapa di Ndalem Prambanan. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT
KLATEN - Salah satu pengikut Kerajaan Agung Sejagat yang berada di Klaten yaitu SS (50), mengaku apa yang telah dikeluarkan untuk Kerajaan Agung Sejagat (KAS) adalah bentuk perjuangan. Hal itu, diungkapkan langsung oleh SA saat dijumpai di Ndalem Prambanan tempat yang digunakan Pengikut KAS berkumpul.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah kehilangan uang yang digunakan untuk membeli seragam, SA sama sekali tidak merasa dirugikan. Padahal 28 pengikut KAS wilayah Klaten mengalami kerugian lebih dari Rp 2 Juta.
Batu yang menjadi prasasti Kerajaan Agung Sejagat di Klaten di tutup oleh pihak Kepolisian. (Tara Wahyu)
"Kalau masalah kehilangan uang memang ada, Rp 2 juta untuk beli seragam, Rp 300 ribu untuk membuat Kartu Tanda Anggora (KTA) , Rp 80 ribu iuran Kirab Deklarasi, dan 50 ribu untuk membuat Kursi Sidang," ungkapnya, Sabtu (18/1).
SS yang juga pemilik Sanggar Awan Mukti mengaku, Toto pernah datang kesana untuk mendatangani batu besar tersebut sebagai prasasti. Kejadian itu terjadi pada 8 Oktober 2018.
Dia juga mengaku tidak ditipu oleh KAS seperti yang diutaran pengikut lainnya. Karena menurutnya, dengan mendapatkan seragam menjadi salah satu bukti bahwa dirinya tidak ditipu melainkan itu bentuk perjuangan yang ia lewati.
ADVERTISEMENT
"Kalau tipu menipu itukan kita enggak dapat apa-apa. Tapi ini saya dapat seragam, walau saat ini seragam diamankan di Polsek Klaten. Bagi saya itu salah satu bentuk perjuangan," ceritanya.
SS sendiri menggunakan seragam itu hanya 2 kali saja, saat menghadiri Deklarasi di Purworejo kemarin tanggal 10 Januari 2020.
(Tara Wahyu)