Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Perampokan Gudang Rokok Camel di Solo Bermotif Dendam
22 November 2021 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
SOLO-Polisi akhirnya berhasil mengungkap kasus perampokan gudang rokok Camel di Solo yang terjadi pada pekan lalu. Mereka berhasil menangkap RS alias MM alias M (21) yang diduga menjadi pelaku.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemeriksaan, RS merupakan bekas satpam di gudang rokok milik PT Japan Tobacco itu yang dipecat pada dua bulan lalu.
"Tersangka (dulunya) merupakan rekan kerja korban, bekerja sebagai satpam," kata Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, Senin (22/11/2021).
Menurutnya, selama bekerja RS sering mangkir saat piket jaga. Dia selalu meminta korban, Suripto untuk menggantikannya berjaga.
Karena hal itu terjadi berulang kali, Suripto akhirnya melaporkannya ke manajemen dan membuat RS kemudian dipecat.
"Buntutnya, pelaku ini menjadi dendam terhadap korban. Jadi motif tersangka adalah dendam dan ekonomi," katanya.
Dendam tersebut membuat pelaku menghabisi korban saat berjaga malam. RS akhirnya juga melarikan brankas yang berisi uang lebih dari Rp 270 juta karena desakan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Suripto diduga dihabisi dengan cara menjerat lehernya dengan kawat hanger. Selain itu, RS juga memukuli korban menggunakan linggis.
Perampokan terhadap gudang rokok Camel di Solo itu terjadi pada Senin pekan lalu (15/11/2021). Perampokan tersebut diketahui saat satpam shift pagi datang ke gudang rokok itu. Saat dia tiba, satpam jaga malam tidak segera datang membukakan pintu meski dia telah membunyikan bel.
Ternyata, pintu gerbang tersebut tertutup namun tidak terkunci. Dia lantas masuk dan memeriksa di dalam.
Hingga di dalam gudang, dia menemukan mayat Suripto di ruang lobi gudang. Sedangkan brankas yang tersimpan di ruang kasir juga lenyap. Dia lantas melaporkan kasus itu ke polisi.
(Agung Santoso)