Peringati Haul Sultan Agung, Keraton Solo Berharap Tak Ada Perpecahan

Konten Media Partner
30 Agustus 2022 19:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kirab dalam rangka haul Raja Kerajaan Mataram, Sultan Agung, di Pagelaran Keraton Solo, Selasa (30/08/2022). FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Kirab dalam rangka haul Raja Kerajaan Mataram, Sultan Agung, di Pagelaran Keraton Solo, Selasa (30/08/2022). FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
SOLO - Keraton Solo menggelar wilujengan Suraddalem Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau Haul Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo ke-389 di Sasana Sumewa Pagelaran, kompleks Keraton Solo, Selasa (30/08/2022).
ADVERTISEMENT
Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo merupakan raja Kerajaan Mataram yang memerintah pada 1613-1645. Acara tersebut diisi dengan tahlil, zikir, syahadat kures dan selawat Sultan Agung.
Kerabat Keraton Solo sekaligus Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi, mengatakan jika wilujengan dimulai dengan kirab dari Sasana Mulya hingga Sasana Sumewa Pagelaran.
Kirab tersebut diikuti para prajurit, abdi dalem, hingga perwakilan keturunan Paku Buwono (PB) I hingga Amangkurat Agung dan perwakilan keluarga PB II hingga PB XII yang membawa sesaji untuk menyampaikan doa kepada Sultan Agung.
Kirab dalam rangka haul Raja Kerajaan Mataram, Sultan Agung, di Pagelaran Keraton Solo, Selasa (30/08/2022). FOTO: Fernando Fitusia
“Jadi mulai keturunan Amangkurat sampai keturunan PB XII urut semua. Istilahnya masih trah atau keturunan,” kata Eddy saat ditemui di sela-sela acara.
Lebih lanjut Eddy mengatakan, wilujengan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi para keturunan Sultan Agung.
ADVERTISEMENT
“Ada keturunan dari Amangkurat I, Amangkurat Agung, lalu PB I, Amangkurat Tegal Arum dan seterusnya sampai PB XII, bahkan PB XIII.”
Kirab dalam rangka haul Raja Kerajaan Mataram, Sultan Agung, di Pagelaran Keraton Solo, Selasa (30/08/2022). FOTO: Fernando Fitusia
Acara tersebut sebelumnya terhenti karena pandemi COVID-19. Menurut Eddy, dalam wilujengan ini Keraton Solo memanjatkan doa agar seluruh keluarga besar diberi keselamatan serta bisa bersatu kembali usai terpecah belah.
“Pertama, mendapatkan keselamatan. Kedua bisa bersilaturahmi karena fenomenanya ada upaya nyata untuk makin memecah belah. Tidak ada salahnya kalau kami berusaha menyatukan, karena kalau nggak ada yang menyatukan pasti akan makin pecah,” urai Eddy.
(Fernando Fitusia)