news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pimpinan Cabang IMM Adakan Diskusi Dengan Tokoh Pendiri IMM

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara sharing bersama Dr. Sudibyo Markus, M.BA di ruang rapat Badan Pembina Harian (BPH) UMS. (Tara Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Acara sharing bersama Dr. Sudibyo Markus, M.BA di ruang rapat Badan Pembina Harian (BPH) UMS. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT
SOLO - Dalam rangka mempersiapkan sinergisitas menghadapi Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Surakarta, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) yang terdiri dari Kota Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar mengadakan agenda sharing bersama Dr. Sudibyo Markus, M.BA yang merupakan salah satu pendiri IMM pada Jum’at sore (18/10) di ruang rapat Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
ADVERTISEMENT
Tampak beberapa perwakilan PC IMM dari Kota Magelang dan Banyumas juga ikut menghadiri acara yang mengusung tema 'Peranan IMM dalam Menghadapi Problematika ke-Indonesiaan Kita' tersebut.
Acara yang bertujuan untuk berbagi pengalaman dan wawasan dengan salah satu pendiri organisasi pergerakan mahasiswa tersebut bukan hanya berbagi tentang cerita masa lalu. Namun, Dr. Sudibyo Markus juga memberikan wejangan kepada para penerus organisasi yang dibangunnya 55 tahun silam bersama Drs. Moh. Djazman Al-Kindi dan kawan-kawannya yang lain.
Dr. Sudibyo Markus, M.BA yang merupakan salah satu pendiri IMM. (Tara Wahyu)
Menurutnya, pada tahun 1965-1970 merupakan tahun-tahun awal bagi IMM untuk merintis sebuah organisai dengan menumbuhkan visi serta value yang akan mereka bawa. Barulah pada tahun setelah 1970-an hingga tahun 1980-an bias pada organisasi IMM mulai dapat hilang dan akhirnya tahun-tahun selanjutnya Kader IMM dapat melanjutkan visi dan cita-cita yang ingin IMM capai.
ADVERTISEMENT
Selain sejarah singkat terkait terbentuknya IMM, Dr. Sudibyo Markus juga memberikan tips untuk Kader IMM di zaman sekarang, yaitu dimulai dengan membangun jati dirinya sebagai Kader yang memiliki kecerdasan majemuk.
Kecerdasan yang dimiliki tidak hanya di satu bidang saja, selanjutnya Kader harus dapat meniti akademik yang bagus, kemudian menjadi generasi muda Muhammadiyah yang mampu memahami lingkungan kebangsaannya dan terakhir dapat membangun wawasan dan jaringan komunikasi yang luas.
“Kaderisasi yang terbaik adalah mengikuti kegiatan praksis yang ada di Muhammadiyah, seperti NA (baca: Nasyiatul Aisyiah), pimpinan Ranting Muhammadiyah dan lain-lain” tambahnya di sela pembicaraan.
Ia juga menegaskan bahwa Kader IMM harus dapat mengalir sesuai realitas kehidupan. Mengalir bukan berarti mudah terbawa arus, namun dapat mengikuti perkembangan zaman dan isu yang ada di tengah masyarakat. Apalagi dalam menyikapi hal-hal politik yang ada di Indonesia. Kader IMM diharuskan mampu memahami isu yang ada sehingga mampu menyikapinya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kader IMM yang militan baginya adalah seseorang yang mampu menyikapi permasalah yang ada di masyarakat dengan proporsional. Esensi dasar dari seorang Kader militan menurutnya adalah orang yang dapat mengikuti informasi atau isu yang sedang terjadi.
“Orang modern itu orang yang dapat mengambil sikap pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Tapi bukan berarti kita harus menyikapi semua hal diluar fokusan atau relevansi kita” tegasnya.
Acara tersebut selesai tepat sebelum adzan maghrib berkumandang. Peserta yang berjumlah lebih dari 100 orang yang terdiri dari Kader-kader IMM tampak antusias mendengarkan sesi sharing bersama hingga acara selesai. Sebagai penutup acara, Dr. Sudibyo Markus juga melambungkan doa agar perjuangan IMM memperoleh ridho dari Allah SWT.
ADVERTISEMENT
(Tara Wahyu)