PSD LPPM UNS Berikan Pendampingan serta Kuota Gratis Kepada 15 Maba Disabilitas

Konten Media Partner
28 September 2020 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pendampingan kepada 15 Mahasiswa Baru (Maba) Disabilitas tahun akademik 2020/2021
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pendampingan kepada 15 Mahasiswa Baru (Maba) Disabilitas tahun akademik 2020/2021
ADVERTISEMENT
SOLO - Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pendampingan kepada 15 Mahasiswa Baru (Maba) Disabilitas tahun akademik 2020/2021.
ADVERTISEMENT
Selain itu, PSD LPPM UNS juga memberikan bantuan kepada Maba Disabilitas dalam bentuk pemberian beasiswa, pemberian laptop, dan pemberian uang pulsa selama dua semester.
Kepala PSD LPPM UNS, Prof. Munawir Yusuf mengatakan, tahun akademik 2020/2021 ini, UNS menerima 15 Maba Disabilitas. Ke-15 Maba Disabilitas ini tersebar di berbagai fakultas di UNS dengan ketunaan dari mulai daksa, netra, dan rungu. Sebanyak 15 Maba Disabilitas diundang ke UNS untuk memperoleh pendampingan awal kuliah.
"Maba ini perlu pendampingan di awal perkuliahan. Terutama untuk memperkenalkan lingkungan kampus, tempat mereka belajar dan pusat-pusat layanan mahasiswa yang terkait dengan kelancaran administrasi, akademik, dan kemahasiswaan. Kita perlu tahu kebutuhan khusus mereka, dan kita akan berusaha menfasilitasi pemenuhan kebutuhan khusus mereka," terang Prof. Munawir di sela-sela acara.
PSD LPPM UNS juga memberikan bantuan kepada Maba Disabilitas dalam bentuk pemberian beasiswa, pemberian laptop, dan pemberian uang pulsa selama dua semester
"Kita perlu tahu, tempat tinggal atau bahkan tempat kost mereka. Jika kost, siapa yang mendampingi di kost. Kita perlu tahu bagaimana mobilitas sehari-harinya, alat transportasi yang digunakan. Kita juga perlu tahu apa yang diharapkan mereka dari kita untuk menunjang kelancaran perkuliahan mereka," tambah Prof. Munawir.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bagi disabilitas sensori netra, dan pemakai kursi roda, butuh diperkenalkan jalur-jalur yang aman untuk menuju tempat kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang administrasi, ruang prodi, dekan, bahkan ruangan rektor.
"Kita perlu dampingi di awal saja. Selebihnya mereka akan mampu melakukan mobilitas sendiri. Bagi disabilitas sensori rungu, Maba Disabilitas ini butuh pendamping juru bahasa isyarat ketika kuliah di kelas," paparnya.
Bagi disabilitas sensori netra, dan pemakai kursi roda, butuh diperkenalkan jalur-jalur yang aman untuk menuju tempat kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang administrasi, ruang prodi, dekan, bahkan ruangan rektor
PSD dan Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKHI) secara simbolis menyerahkan bantuan beasiswa dan laptop kepada 2 Maba dengan ketunaan netra dan rungu, serta dana bantuan pembelian pulsa untuk perkuliahan selama 1 tahun kepada semua mahasiswa disabilitas.
Dana ini berasal dari hasil gotong-royong bersama para donator mitra kerja PSD LPPM UNS dan anggota APPKHI yang dihimpun secara spontan.
ADVERTISEMENT
"Dari 15 Maba Disabilitas tersebut, terdapat 2 Maba yang merupakan atlet Pelatnas Yudo yaitu Yovan Rate Azis Prodi S-1 PLB dan atlet lari tingkat internasional yaitu Marchelino Prodi S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga," tutupnya. (Tara Wahyu)