PSSI Solo: Penjualan Saham Persis Solo Prosedural

Konten Media Partner
16 Februari 2021 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jersey klub sepak bola Persis Solo
zoom-in-whitePerbesar
Jersey klub sepak bola Persis Solo
ADVERTISEMENT
SOLO-Salah satu pemilik klub sepak bola Persis Solo, PT PT Syahdana Property Nusantara (SPN) dikabarkan bakal menjual saham yang dimiliki. Asosiasi Kota PSSI Solo menyebut tidak ada masalah dengan penjualan saham itu.
ADVERTISEMENT
"Penjualan saham dilakukan dengan sesuai prosedur," kata Ketua Asosiasi Kota PSSI Solo, Paulus Haryoto, Selasa (16/02). Menurutnya, penawaran yang telah dilakukan oleh PT SPN sudah sesuai dengan mekanisme pelepasan saham yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Surat resmi penawaran saham dari PT Syahdana Property Nusantara (SPN) telah diterima oleh para pemilik saham minoritas pada akhir pekan kemarin. Surat bernomor 23/SU/SPN/II/2021 tersebut menuliskan perihal Penawaran Saham PT SPN yang ditandatangani Direktur Utama PT SPN Dedi M Lawe yang dibuat di Jakarta pada 1 Februari 2021.
Dalam kesempatan pertama, saham itu ditawarkan terbatas kepada pemilik saham lainnya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Jika tidak ada tanggapan hingga 30 hari ke depan, maka PT SPN akan menawarkan saham tersebut kepada pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
Saat ini PT SPN tercatat sebagai pemilik 20 persen atau setara dengan 1.000 lembar saham PT Persis Solo Saestu. Hanya saja, perusahaan itu belum menyebutkan nominal harga yang ditawarkan.
Paulus mengatakan PSSI Solo tidak akan ikut merespon penawaran tersebut. "Harganya pasti miliaran," katanya. Menurutnya, PSSI Solo tidak memiliki kemampuan finansial untuk ikut berebut membelinya.
Dia justru mendorong agar 16 klub internal yang ada di tubuh Persis Solo bisa mengambil alih saham itu. "Kami tidak ingin menyepelekan klub internal, siapa tahu ada yang ingin membelinya," kata dia.
Dia tidak menampik kemungkinan adanya pihak ketiga yang nantinya akan membeli saham tersebut jika tidak ada pemilik saham minoritas yang membeli. Dia berharap pemilik saham baru nantinya bisa bersinergi dengan seluruh pemilik saham lainnya.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)