Puasa dan Berdzikir, Cara Ibunda Jokowi Syukuri Hasil Quick Count

Konten Media Partner
18 April 2019 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda presiden Joko Widodo, saat menghadiri kegiatan nonton bareng hasil perhitungan cepat (quick count) Pemilu 2019 pada Rabu (17/4/2019) petang. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda presiden Joko Widodo, saat menghadiri kegiatan nonton bareng hasil perhitungan cepat (quick count) Pemilu 2019 pada Rabu (17/4/2019) petang. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO- Ibunda Joko Widodo (Jokowi), Sudjiatmi Notomiharjo, akan melakukan kegiatan "tirakat" dengan melakukan puasa selama 4 hari. Dirinya juga terus berdzikir selama proses perhitungan cepat Pemilu 2019. Hal ini diungkapkan Sudjiatmi sewaktu hadir di kegiatan nonton bareng hasil perhitungan cepat (quick count) di kompleks kediamannya RT08 RW07 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu (17/4/2019).
ADVERTISEMENT
"Ya, puasa berturut-turut 4 hari supaya hasilnya baik buat Jokowi. Dzikir seharian sejak pagi," jelasnya.
Sudjiatmi mengaku hanya keluar rumah saat pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya. Setelah selesai melakukan penoblosan di TPS, dia kembali berdzikir. Ibunda Presiden RI ini mengaku senang dengan hasil perolehan suara sementara berdasarkan hasil quick count.
"Saya senang hasilnya dan optimis Jokowi dalam perhitungan ini. Kalau malam berdoa terus," ujar Sudjiatmi.
Sudjiatmi bercerita tentang Jokowi selama 5 tahun menjadi presiden. Dirinya menjelakan kalau semasa menjabat, Jokowi justru selalu dekat dengan sang ibunda dan kerap menyapa lewat telepon. Begitupun ketika akan memberi kebijakan penting untuk rakyat, Jokowi selalu minta doa restu kepada Sudjiatmi. Yang jelas, dia beharap bila Jokowi kembali menjadi presiden, bisa membuat Indonesia maju dan rakyatnya makmur.
ADVERTISEMENT
"Kalau malam Jokowi rutin menelpon. Untuk hari ini belum menelpon, mungkin baru ada perhitungan. Ya mungkin besok," terang Sudjiatmi. (Agung Santoso)