Ramai soal Isu Tak Islami, Klepon di Solo Malah Laris Diserbu Pembeli

Konten Media Partner
23 Juli 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang klepon yang berada di perempatan Kampung Butulan RT 02/RW 23, Makam Haji, Solo justru laris diserbu pembeli usai dihembuskan isu klepon tak Islami
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang klepon yang berada di perempatan Kampung Butulan RT 02/RW 23, Makam Haji, Solo justru laris diserbu pembeli usai dihembuskan isu klepon tak Islami
ADVERTISEMENT
SOLO - Akhir-akhir ini makanan tradisional klepon ramai diperbincangkan karena ada yang mengatakan bahwa makanan tersebut tidak Islami.
ADVERTISEMENT
Namun pedagang klepon yang berada di perempatan Kampung Butulan RT 02/RW 23, Makam Haji, Solo justru laris diserbu pembeli usai dihembuskan isu tersebut.
Klepon biasanya dijual satu paket dengan makanan tradisional lain yang biasa disebut dengan lenjongan
"Kalau menurut saya, itu pendapat orang saja. Kalau kita pedagang enggak tahu apa-apa, malah tambah laris. Orang kemarin saja jualan, habis terus malah nelepon rumah dan malah bikin lagi. Biasanya bisa menjual sekitar satu setengah kg sehari, terus kemarin tambah setengah kg lagi," ungkap Dwi Yuliana.
Di tempat Dwi Yuliana, klepon biasanya dijual satu paket dengan makanan tradisional lain yang biasa disebut dengan lenjongan. Lenjongan terdiri dari getuk gula pasir, getuk gula jawa, getuk telo, getuk tiwul, kluwo, sawut, ketan hitam, klepon, putu mayang, prawu, dan tiwul gula pasir.
Berjualan sejak 15 tahun yang lalu, klepon satu paket dengan makanan tradisional yang disebut lenjongan ini dijual dengan harga Rp 5.000 per bungkusnya
Berjualan sejak 15 tahun yang lalu, klepon satu paket dengan makanan tradisional yang disebut lenjongan ini dijual dengan harga Rp 5.000 per bungkusnya.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu pelanggan klepon yang sering membeli di tempat Dwi Uuliana, isu tentang makanan klepon yang tidak Islami itu hanya kabar hoaks saja.
"Enggak lah, itu hoaks saja. Orang saya itu kadang sering ke sini. Membeli 3 bungkus biasanya untuk makan sendiri sama keluarga, soalnya klepon itu rasanya enak sih, manis gitu," tutur Marmi, warga Laweyan. (Fernando Fitusia)
Usai berhembus kabar klepon tak Islami, usaha klepon Dwi Yuliana malah tambah laris. Biasanya, dia bisa menjual sekitar satu setengah kg sehari, kemarin tambah setengah kg lagi