Ratusan Anak Yatim Piatu di Solo Terancam Terlantar saat Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
29 Juli 2021 15:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasi Pemberdayaaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (PPPAPM), Andriani saat memberikan keterangan
zoom-in-whitePerbesar
Kasi Pemberdayaaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (PPPAPM), Andriani saat memberikan keterangan
ADVERTISEMENT
SOLO - Setelah adanya kisah viral mengenai tiga anak di bawah umur asal Kota Solo, N (16), D (14), dan R (12) yang menjadi yatim piatu karena ditinggal ke dua orang tuanya akibat COVID-19, dan dalam waktu yang berdekatan, pendidikan tiga anak itu dibantu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Gibran pun masih mempunyai PR yang cukup banyak. Menurut Kasi Pemberdayaaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (PPPAPM), Andriani menerangkan bahwa banyak kelurahan yang belum melaporkan tentang keberadaan anak yatim piatu yang ditinggal orang tuanya pada masing-masing kelurahan saat pandemi.
"Data sementara yang berhasil dikumpulkan dari Kelurahan Karangasem ada 6 anak, Banjarsari 7, Kemlayan 1, Pajang 1, dan anggota forum anak Surakarta ada 2 orang. Kebanyakan mereka belum lapor sehingga kami yang ambil data meminta langsung ke kelurahan-kelurahan. Kami yang jemput bola. Itu kategorinya adalah yatim piatu, yatim, dan piatu," jelas Andriani.
Kantor Pemberdayaaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Surakarta
Dilanjutkan Andriani, jumlah tersebut dimungkinkan bisa bertambah bahkan sampai ratusan karena Kota Solo memiliki 54 kelurahan.
ADVERTISEMENT
"Kasus kematian karena COVID-19 di Solo juga banyak yang meninggalkan anak-anak. Ini belum selesai mendata karena kami yang jemput bola minta laporan ke wilayah. Data baru ada di beberapa kelurahan, itu pun belum tentu lengkap. Kita tetap pantau karena pandemi mungkin akan bertambah terus," sambungnya.
Sementara itu di lain pihak, Kepala Dinas PPPAPM, Sri Wardhani, menyampaikan bahwa permasalahan anak-anak terlantar yang ditinggal orang tuanya saat pandemi merupakan masalah yang banyak terjadi di setiap kabupaten maupun kota.
"Kami sepakat untuk duduk bersama membahas pola asuh anak bersama Yayasan Setara dari provinsi dan Unicef. Kita akan koordinasi, tidak hanya menangani namun juga melibatkan dinas lain seperti dari dinas sosial dan dinas pendidikan," tutupnya. (Fernando Fitusia)
ADVERTISEMENT