Sampah Merajalela, Arka Bhumi Gelar Aksi Peduli Lingkungan

Konten Media Partner
5 Januari 2020 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar ilustrasi sampah plastik. (Richard Yulio)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi sampah plastik. (Richard Yulio)
ADVERTISEMENT
SOLO - Sebanyak 9,85 miliar lembar sampah kantong plastik diproduksi Indonesia setiap tahunnya. Salah satu alasan penobatan Indonesia sebagai penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Menurut Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, setidaknya ada enam masalah utama terkait penanganan sampah di Indonesia, dimana salah satunya adalah ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah sangat perlu ditingkatkan demi menurunkan tingkat pencemaran sampah, baik di daratan maupun lautan. Berangkat dari satu masalah pokok itu, Arka Bhumi Regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berinisiatif mengadakan kegiatan peduli sampah yang bertajuk Zero Waste Camp (ZWC).
ZWC yang dilakukan pada Sabtu-Minggu, 14-15 Desember lalu difokuskan di area Pantai Parangkusumo, Desa Parangtritis. Kegiatan ini menjadi penanda awal aksi kepedulian lingkungan yang dilakukan oleh Arka Bhumi, yang tidak lain merupakan penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP 2019 angkatan 148. Dalam penyelenggaraannya Arka Bhumi berkolaborasi dengan Gardu Action, Green Campus Community Universitas Ahmad Dahlan (GCC-UAD), dan Komunitas Buku Berbagi.
Arka Bhumi Regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. (Richard Yulio)
Selaras dengan hal ini, ketua panitia, Radikal Yuda Utama menyampaikan bahwa, “Zero Waste Camp menjadi gerakan awal dan agenda berkelanjutan untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan”. Sebagai permulaan, acara ini telah berhasil mengajak lebih dari 50 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang yang datang dari seluruh Indonesia untuk melakukan aksi nyata secara bersama.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ZWC ini terdiri dari beberapa sub kegiatan yang meliputi workshop edukasi pengelolaan sampah dimana di dalamnya termasuk pelatihan pembuatan eco-brick, reresik (bersih) pantai, pemasangan plang (plangisasi) peduli kebersihan dan donasi tong sampah. Selain itu, juga dilakukan satu kegiatan lagi yang tak kalah penting yaitu penyaluran 1000 bibit tanaman hasil kerjasama antara Arka Bhumi dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo–Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDASHL–KLHK).
Dikemas dengan konsep kemah nol sampah, kegiatan ini diharapkan dapat menarik kalangan muda untuk melakukan aksi bersama untuk lebih peduli terhadap alam Indonesia. Hal ini tampak dari kesan mendalam yang dirasakan peserta, salah satunya Tri Apriliani, yang merupakan seorang kepala sekolah di Bandung. Saat ditemui, Tri menceritakan kesannya terhadap acara ini,
ADVERTISEMENT
“Kegiatannya asik, kemah di pinggir pantai jadi bisa happy-happy. Walau kecil, harapannya saya dapat berkontribusi kepada lingkungan dan ilmu yang saya dapat dari kegiatan ini akan saya sampaikan kepada murid-murid di sekolah saya.”
Founder Gardu Action (pengelola sampah dan penggagas konsep hidup minim sampah di Desa Parangtritis), Budianto, mengungkapkan bahwa,
“Konsep dasar yang dibawa Arka Bhumi mengenai Zero Waste Camp sangat selaras dengan tujuan dasar untuk mengelola permasalahan sampah yang ada di wilayah kami (Parangtritis).”
Sebagai penutup, ia juga menambahkan,
“Selain itu, acaranya luar biasa dan cukup beragam, dimulai dari edukasi pengelolaan sampah, membersihkan pantai, sumbangan 1000 bibit, plangisasi, serta donasi tong sampah. Harapannya acara ini dapat berkesan bagi semua peserta dan pesan tentang kepedulian lingkungan dapat tersampaikan dengan baik.”
ADVERTISEMENT
(Richard Yulio)