Sejarah Baru Indonesia dalam ASEAN Para Games: Perolehan Medali Emas Terbanyak

Konten Media Partner
6 Agustus 2022 20:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Zainudin Amali dalam seremoni penutupan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (06/08/2022). FOTO: Tangkap layar YouTube Gibran TV
zoom-in-whitePerbesar
Menpora Zainudin Amali dalam seremoni penutupan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (06/08/2022). FOTO: Tangkap layar YouTube Gibran TV
ADVERTISEMENT
SOLO - Tak hanya menjadi juara umum, Indonesia juga mencetak sejarah baru dalam keikutsertaannya di ASEAN Para Games 2022. Total perolehan medali emas kontingen Indonesia menjadi capaian terbanyak, sejak penyelenggaraan ASEAN Para Games pada 2001.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya Indonesia keluar sebagai juara umum dengan perolehan 175 medali emas, 144 medali perak dan 106 medali perunggu. Total 425 medali untuk kontingen Indonesia,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dalam seremoni penutupan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (06/08/2022).
Perolehan medali emas itu, disebut Zainudin, melampaui target awal yakni 104 medali emas.
“175 medali emas itu menjadi jumlah medali emas terbesar sepanjang keikutsertaan Indonesia, sejak pertama kali ASEAN Para Games ke-1 tahun 2001 di Kuala Lumpur, Malaysia,” jelas Menpora.
ASEAN Para Games 2022 itu memperebutkan total 1260 medali baik emas, perak, maupun perunggu. Event olahraga bertema ‘Striving for Equality’ ini diikuti 1.907 orang, terdiri dari 1.248 atlet dan 659 ofisial.
ADVERTISEMENT
“ASEAN Para Games XI ini mempertandingkan 14 cabang olahraga, dengan 457 nomor pertandingan.”
Ia mengaku bersyukur, event olahraga atlet disabilitas terbesar se-Asia Tenggara ini berlangsung lancar. Meskipun waktu persiapannya sangat singkat, yakni 5 bulan setelah Indonesia resmi ditunjuk APSF pada Februari 2022.
Pengalaman Indonesia menyelenggarakan ASEAN Para Games di Solo, ASIAN Games 2018 dan menjadi tuan rumah single event internasional lain, dianggap Menpora mampu mengatasi mepetnya waktu persiapan tersebut.
(Fernando Fitusia)