Sejumlah Aktivis di Solo Gelar Aksi Tolak Perdagangan Daging Anjing

Konten Media Partner
26 April 2019 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa aktivis Dog Met Free Indonesia (DMFI) saat melakukan aksi terkait penolakan perdagangan daging anjing pada Jumat (26/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa aktivis Dog Met Free Indonesia (DMFI) saat melakukan aksi terkait penolakan perdagangan daging anjing pada Jumat (26/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
ADVERTISEMENT
SOLO - Aktivis Dog Met Free Indonesia (DMFI) melakukan aksi damai di halaman Kantor Balai Kota Solo, Jumat (26/4/2019) sebagai sebagai bentuk peringatan untuk menghentikan perdagangan daging anjing di Kota Solo. Dalam unjuk rasa tersebut, para aktivis menyerukan bahaya daging anjing yang banyak terkena penyakit rabies. selain itu para aktivis bertujuan untuk membuat Solo bebas daging anjing.
ADVERTISEMENT
Koordinator aksi yang juga anggota komunitas Animal Free Jogja, Angelina Pake, mengatakan bahwa daging anjing di Kota Solo berasal dari wilayah Jawa Barat, dimana merupakan salah satu wilayah yang belum steril penyakit rabies.
"Beberapa daging yang dikonsumsi berasal dari Jawa Barat. Ada suplai juga dari Jawa Timur. Dikhawatirkan di Jawa Barat belum bebas rabies." ujar Angel.
Menurut Angel, Kota Solo masuk dalam status bebas rabies. Jika jumlah daging anjing semakin banyak beredar, ini menjadi bom waktu bagi masyarakat Kota Solo dapat terjangkit rabies kembali. Masyarakat juga akan mendapat kerugian jika hal ini masih diteruskan.
"Pada tahun 2020 juga akan ditetapkan Indonesia Bebas rabies oleh Menteri Kesehatan. Jadi, hal ini harus penolakan soal perdagangan daging anjing," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sudah ada peningkatan konsumsi daging anjing di Kota Solo. Ada sejumlah 82 warung yang secara terang-terangan mengkonsumsi daging anjing. (Tara Wahyu N.V.)