Seniman Kondang Asal Solo Ini Akan Terima Penghargaan

Konten Media Partner
20 Juni 2019 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran pengurus Institut Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam jumpa pers pada Rabu (19/06/2019). (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran pengurus Institut Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam jumpa pers pada Rabu (19/06/2019). (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Tokoh senian kondang Jawa akan menerima award dari Institut Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan Javanese Diaspora Network (JDN). Mereka yang akan menerima penghargaan adalah Waljinah sebagai sesepuh di bidang musik keroncong dan Ki Manteb Sudarsono sebagai sesepuh di bidang pewayangan. Hal ini diungkapkan peer group Institut Javanologi UNS, Sahid Teguh, dalam jumpa pers di UNS Solo pada Rabu (19/06/2019).
ADVERTISEMENT
"Keduanya dianggap sebagai sesepuh Diaspora Jawa di tingkat dunia. Baik Waljinah dan Ki Manteb Sudarsono, mereka telah membumikan budaya Jawa di kancah internasional," kata Sahid.
Sebanyak 269 orang keturunan Jawa yang tersebar di berbagai negara akan memeriahkan kegiatan awarding ini, mulai dari Suriname, Malaysia, Belanda, New Caledonia, Singapura, Amerika, dan Tiongkok. Acara akan dipusatkan di Pendhapa Javanologi, pada hari Kamis-Sabtu, 20-22 Juni 2019. Bagi para Diaspora, Jawa bukanlah sebuah teritorial semata. Lebih dari itu, Jawa merupakan sebuah destinasi ziarah budaya yang menjadi energi baru dalam kehidupan.
"Yang menarik dari kegiatan ini adalah seluruh rangkaian acaranya menggunakan Basa Jawa Ngoko (Bahasa Jawa kasar) sebagai bahasa pengantarnya, karena para peserta Diaspora Jawa tersebut mayoritas baru menguasai bahasa Ngoko," ungkap Kepala Javanologi UNS sekaligus ketua panitia acara, Setyobudi.
ADVERTISEMENT
Bagi para Diaspora, kegiatan ini menjadi ajang melepas rindu terhadap tanah Jawa sebagai asal usul budaya leluhur. Setting seluruh rangkaian acara kental dengan nuansa Jawa, mulai dari prosesi pembukaan yang penuh nuansa simbolik Jawa, pentas seni dari peserta, pameran karya seni, data sejarah Diaspora Jawa, sampai malam kesenian bertajuk Madhang Bareng (makan bersama). (Agung Santoso)