Sepi Tanggapan, Dalang Asal Boyolali Merusak Gamelan

Konten Media Partner
4 April 2021 21:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar video aksi dalang asal Boyolali yang merusak perangkat gamelannya
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar video aksi dalang asal Boyolali yang merusak perangkat gamelannya
ADVERTISEMENT
BOYOLALI-Video yang merekam aksi seorang pria asal Boyolali, Jawa Tengah, yang merusak perangkat gamelan menggunakan menjadi viral di media sosial. Pria yang merupakan seorang dalang itu merusak gamelannya menggunakan palu ukuran besar.
ADVERTISEMENT
Pria bernama Gondho Wartoyo itu membagikan rekaman aksinya tersebut melalui akun Facebook miliknya. Video tersebut ditonton hingga 15.000 kali dan dibagikan 80 kali dan mendapat 157 komentar.
Menurutnya, aksi itu dilakukan sebagai bentuk rasa frustasinya terhadap kondisi pandemi COVID-19. "Saat ini sepi tanggapan," katanya, Minggu (04/04/2021).
Sebelum pandemi, dia biasa mendapat undangan untuk mementaskan kesenian wayang kulit hingga 20-28 kali dalam sebulan. Sedangkan selama pandemi ini kegiatan pementasan wayang kulit berhenti total.
Biasanya, Ki Dalang Wartoyo menerima bayaran sebesar Rp 25 juta hingga Rp 80 juta sekali pentas. Bayaran itu dibagi dengan 45 seniman yang terlibat dalam satu pementasan wayang kulit.
Selama pandemi dia harus menguras tabungannya untuk bertahan hidup. "Termasuk menjual 4 mobil," katanya. Selain untuk kebutuhannya sendiri, dia juga membantu beberapa temannya sesama seniman dengan membagikan sembako.
Gondho Wartoyo, Dalang asal Boyolali
Menurut Wartoyo, aksinya itu juga merupakan salah satu bentuk protes terhadap pemerintah. Saat ini pemerintah masih belum memperkenankan pementasan kesenian tanpa disertai solusi yang jelas terhadap nasib seniman. "Kebijakan pemerintah belum berpihak pada seniman," katanya.
ADVERTISEMENT
Warga Desa Tegal Giri, Kecamatan Nogosari, Boyolali ini berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bisa membantu para seniman. "Kami tidk mudah beralih profesi.Sedangkan untuk pentas virtual kami perlu fasilitas," katanya.
(Tara Wahyu)