Solo Menari 2019 Akan Gandeng Kaum Difabel

Konten Media Partner
23 April 2019 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panitia Solo Menari 24 Jam sedang melakukan konferensi pers di Ralana Eatery, Solo, pada Senin (22/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
zoom-in-whitePerbesar
Panitia Solo Menari 24 Jam sedang melakukan konferensi pers di Ralana Eatery, Solo, pada Senin (22/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
ADVERTISEMENT
SOLO - Event Solo Menari 24 Jam yang ke-13 akan diselenggarakan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarata dengan menggandeng para penyandang difabel. Sekitar 40 siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar akan memeriahkan acara rutin tahunan ini.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan kaum difabel tak lepas dari campur tangan Jonet Sri Kuncoro sebagai pelatih tari tersohor untuk siswa se-eks karisidenan Surakarta. Para penyandang difabel meliputi tunagrahita, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa.
"Sebelumnya, beliau (Jonet) telah melakukan riset selama 5 tahun terhadap anak-anak difabel. Beliau memiliki strategi dengan berbagai SLB untuk menggabungkan dan menumukan metode untuk menari." papar Ketua umum kegiatan Solo Menari 24 Jam, Eko Supriyanto, saat melakukan konferensi pers di Ralana Eatery, Solo, pada Senin (22/4/2019).
Acara ini akan menampilkan pertunjukan seni tari selama 24 jam nonstop yang dilakukan oleh 6 orang penari dari Bali, Kalimantan, dan Jawa. Selain itu, Solo Menari 2019 juga akan dimeriahkan 6.000 penari dari 191 kelompok tari.
ADVERTISEMENT
"Untuk tahun ini penari 24 jam nonstop akan berbeda dari tahun lalu." tutur Eko.
Pada tahun ini, ISI Surakarta selaku penyelenggara kegiatan mengangakat tema #GegaraMenari "Urip Mawa Urup, Urip Hanguripi". Dari tema ini, diharapkan bisa membuat generasi muda menyadari dan menghargai keberagaman. Solo Menari rencananya akan digelar pada tanggal 29-30 April 2019. (Tara Wahyu N.V.)