Sosok Inspiratif Mayor Haristanto, Presiden RAA Pemilik 31 Rekor Muri

Konten Media Partner
1 November 2019 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Republik Aeng-Aeng, Mayor Haristanto. (Weni S)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Aeng-Aeng, Mayor Haristanto. (Weni S)
ADVERTISEMENT
SOLO - Presiden Republik Aeng-Aeng, (60) telah memberdayakan dan memberikan peran yang baik kepada masyarakat. Pelopor Republik Aeng-Aeng (RAA) tersebut mempunyai ide-ide kreatif yang bermunculan. Melalui wadah yang diciptakannya tersebut, ia terus berkreasi mewujudkan hal-hal yang mungkin terdengar mustahil. Jalan Raya, Mall, Pasar, Sawah, Lapangan, Sekolahan hingga Stadion, menjadi tempatnya untuk berkarya.
ADVERTISEMENT
Mayor Haristanto, dikenal ulet dan sosok yang pantang menyerah. Beliau bisa mengubah hal yang dianggap mustahil menjadi terlihat gampang. Tatkala banyak orang yang masih ragu dalam bertindak, ia dengan sigap telah berada selangkah di depan. Semua ide-ide itu mengalir dengan sendirinya.
Republik Aeng-Aeng yang terletak di Jalan Kolonel Sugiyono 37 Nusukan, Solo, Jawa Tengah, menjadi tempat kesehariannya dalam menuangkan suatu gagasan. Puluhan penghargaan Rekor MURI terpajang dan tersusun rapi di dinding ruangan RAA. Rekor MURI pertamanya adalah membuat Karangan Bunga Wedding dengan nama pengucap terbanyak (Kolektif).
Menurut Mayor Haristanto, Rekor MURI sebagai penghargaan sebuah karya-karya yang unik, beda, dan dapat menginspirasi banyak orang. Dari tahun 2000 sampai sekarang, ia telah menghasilkan 31 Rekor MURI, diantaranya; menggambar diatas aspal dengan peserta terbanyak, poster terbesar dalam rangka pembukaan Outlet Batik Solo dan T-shirt, pembagian telur rebus dengan jumlah terbanyak, menanam satu pohon langka dengan peserta terbanyak (Mojo Beruk), menulis teks pancasila dengan peserta terbanyak dan masih banyak lagi. Rekor terbaru yang dibuatnya adalah cap telapak tangan terbanyak pada tahun 2014, jelasnya Jumat, (1/11).
ADVERTISEMENT
Selain itu, di dalam pembuatan Rekor MURI tentunya memerlukan 3 elemen penting, diantaranya penggagas/pemrakarsa, pelaksana, serta pendukung. Ketiga elemen ini harus bersatu untuk mensukseskan sebuah event.
Semua Rekor MURI yang telah dihasilkan merupakan kerja keras sebuah tim.
"Membuat Rekor tidak bisa jika dilakukan sendirian, 3 elemen diatas harus terpenuhi, tapi biasanya saya lebih spesifik sebagai pemrakarsa atau penggagas," tambahnya.
Pencapaian semua karya-karya tersebut, untuk di Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM). Baginya, semua karya yang telah di ciptakannya membanggakan dan memiliki cerita tersendiri.
"Kita tidak boleh menganak tirikan suatu karya, semuanya harus dinikmakti sebagai suatu karya yang membanggakan," tambahanya.
(Weni S)