Statement Luhut Binsar Pandjaitan terhadap Sosok Ibunda Jokowi

Konten Media Partner
26 Maret 2020 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi. saat tiba di rumah duka.
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi. saat tiba di rumah duka.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, mengenang sosok Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo semasa hidupnya.
ADVERTISEMENT
Almarhumah ibu Hj Sujiatmi Notomiharjo, menurut Luhut, beliau adalah contoh keteladanan seorang ibu dan tetap sederhana meskipun putranya telah menjadi seorang Presiden.
"Saya hormat pada ibu Noto ini karena kesederhanaan beliau, sampai Pak Jokowi jadi Presiden. Saya terus terang berduka cita dalam sekali," ucap Luhut ketika diwawancara awak media di rumah duka Jl Pleret Raya, Sumber, Surakarta.
Beberapa karangan bunga yang berada di sepanjang Jalan menuju rumah duka Ibunda Jokowi.
Di akun instagram, Luhut pun menulis ucapan belasungkawa kepada keluarga almarhumah dengan foto berlatar hitam.
"Ada satu hal yang selalu saya ingat dari Almarhumah yakni kesederhanaannya. Hampir sepuluh tahun yang lalu saya berkunjung ke kediaman beliau di Solo," tulis Luhut dalam postingan akun Instagramnya, Rabu (25/3/2020).
Luhut beberapa kali menegaskan kalau almarhum merupakan sosok yang sederhana meskipun anaknya sudah menjadi Presiden. Hal tersebut tercermin dari tingkah laku dan kegiatan almarhum selama ini.
ADVERTISEMENT
"Beliau begitu sederhana walaupun putranya sudah menjadi Presiden Republik Indonesia. Tercermin dari semua tingkah lakunya, kegiatannya," ucap Luhut.
Almarhummah Ibu Hj Sujiatmi Notomiharjo, saat berkegiatan tali asih bersama anak yatim berprestasi. (Fernando Fitusia)
Semasa hidup, almarhumah selalu mendukung Jamiah Nadhlatul Ulama Kota Surakarta. Bahkan disetiap kegiatan muslimat beliau selalu menghadirinya. Menurut cerita Presiden Jokowi, semasa sedang menderita sakit selama empat tahun almarhumah masih sempat mengunjungi delapan tempat per-hari untuk kegiatan muslimat.
"Dari segi kesederhanaan dan agama, Ibu Noto menurut saya adalah figur yang patut di contoh masyarakat, khususnya ibu-ibu," tutupnya.
(Fernando Fitusia)