Strategi Bajo untuk Debat Pilkada: Saling Menjaga, Tidak akan Menjatuhkan Lawan

Konten Media Partner
6 November 2020 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Solo dari jalur independen, Bagyo Wahyono-FX Supardjo
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Solo dari jalur independen, Bagyo Wahyono-FX Supardjo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Jumat, (06/11) akan menjadi debat pertama Pilkada Solo 2020 antara dua Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Surakarta yaitu Gibran-Teguh dengan Bagyo-FX Supardjo. Rencana debat pertama akan dilaksanakan di Sunan Hotel Solo, pada pukul 19.00 WIB yang akan disiarkan langsung secara live oleh salah satu stasiun televisi swasta.
ADVERTISEMENT
Ditemui, di omah pemenangan Bajo, Kamis (05/11), Bagyo Wahyono mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya.
"Semuanya sudah dipersiapkan, kami sudah door to door dan banyak sekali menjawab kebutuhan masyarakat. Yang kami gali urgent-urgent itu kan dari masyarakat. Jadi masalah debat, pertanyaan-pertanyaan itu ujung-ujungnya untuk masyarakat. Jadi kami sudah tahu riil tentang UKM, kesehatan, terus tentang COVID-19," terang Bagyo Wahyono.
Ditambahkan Bagyo, untuk debat pertama Pilkada kali ini Bajo tidak mempunyai mentor khusus, tetapi hanya memiliki mentor dari seorang penjual angkringan yang memiliki gelar S2.
"Kami enggak punya mentor khusus, tetapi setelah kami ngobrol dari keluhan masyarakat, di situ ada seorang bakul wedang. Kami ngobrol panjang, ya ternyata dia itu kok cerdas. Ternyata dia S2, tetapi malah jadi bakul wedang atau angkringan, ya itulah yang jadi mentor-mentor kami," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Bagyo Wahyono juga menyampaikan bahwa strateginya untuk menghadapi Gibran adalah strategi etika.
"Strategi khusus kita adalah saling menjaga, atau bisa dibilang strateginya etika. Kita tidak akan menjatuhkan lawan, kami akan betul-betul saling menghargai dan menghormati. Jadi strategi-strategi yang cerdas, bukan strategi terus kita akan menjatuhkan, tidak seperti itu. Unggah-ungguh, tata krama dan sebagainya yang akan kita gunakan," pungkasnya. (Fernando Fitusia)