news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wali Kota Solo Ubah Perilaku ASN, Masih Berpolitik dan 'Jogo Kali' Purna Tugas

Konten Media Partner
29 November 2020 21:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perjalanan sebagai Wali Kota Solo dua periode membuat FX Hadi Rudyatmo dikenal masyarakat, bahkan nama panggilan melekatnya adalah 'Pak Brengos'
zoom-in-whitePerbesar
Perjalanan sebagai Wali Kota Solo dua periode membuat FX Hadi Rudyatmo dikenal masyarakat, bahkan nama panggilan melekatnya adalah 'Pak Brengos'
ADVERTISEMENT
SOLO - Perjalanan sebagai Wali Kota Solo dua periode membuat FX Hadi Rudyatmo dikenal lekat bersama masyarakat. Bahkan nama panggilan melekatnya 'Pak Brengos' tidak membuatnya tersinggung. Entah dari mana sebutan, pria berkumis dengan selalu menyapa dan tersenyum, menjadi ikon wali kota yang berani menentukan sikap dan kebijakan memimpin dengan kultur masyarakat yang majemuk.
ADVERTISEMENT
"Kami pasang pondasi lima mantap budaya. Di antaranya, budaya hidup gotong-royong, budaya memiliki, budaya merawat, budaya menjaga, dan budaya mengamankan Kota Solo," jelasnya ketika mengawali wawancara dengan Bengawan News.
Dia berharap jangan sampai Kota Solo yang sudah tertata sedemikian rupa diacak-acak orang lain. Dengan tegas menyampaikan rawe-rawe rantas malang-malang putung. Artinya, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan.
Rudy berharap jangan sampai Kota Solo yang sudah tertata sedemikian rupa diacak-acak orang lain. Dengan tegas menyampaikan rawe-rawe rantas malang-malang putung. Artinya, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan
Kesan
Lebih lanjut, sebagai Wali Kota Solo ke-17 yang menggantikan Joko Widodo tahun 2012, sekaligus bersama Achmad Purnomo wakilnya sekarang tetap memiliki kesan.
"Kesan saya, saya mampu mengentaskan masyarakat kawasan bantaran yang miskin, kelasnya menjadi rentan miskin. Bersama Pak Wakil (Achmad Purnomo-red) mampu menjamin kesehjateraan masyarakat rentan miskin dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI)," terangnya.
ADVERTISEMENT
Berikut juga kesannya ketika menjabat yakni mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama bidang papan untuk rumah layak huni. Yang dulu hanya pemberian stimulan perbaikan dari Rp 2,5 juta naik menjadi Rp 20 juta. Artinya, tidak digusur tapi diberi solusi jika menempati di bantaran atau lahan yang dilarang, begitu juga pendidikan.
"Paling mengesankan dan terkesan bagi diri sendiri dari hati dan pikiran yakni mampu mengubah mental beserta moral ASN (Aparatur Sipil Negara) sehingga tidak ada pungli dalam pelayanan," ucapnya.
Selama telah dicanangkan konsep lurik dan lima mantap. Mantap ini di antaranya mantap kejujuran, mantap kedisiplinan, mantap pelayanan, mantap organisasi, dan mantap gotong-royong. Ini semua membuatnya bangga dan tidak bisa diwujudkan dengan materi.
ADVERTISEMENT
"Ini telah mengubah sikap dan perilaku teman-teman ASN. Tidak seperti dulu lagi dan sekarang tidak takut menyampaikan di depan wartawan. Takut itu biasanya di belakangnya ada apa-apa atau ada sesuatu disembunyikan," ujarnya.
Perubahan mental ini diharapkan Wali Kota Solo penggantinya mempertahankan. Dengan demikian, 3 WMP yang menjadi visinya menjadi Wali Kota Solo bisa digunakan 10 tahun hingga 15 tahun lebih untuk masyarakat.
Perlu diketahui ketika menjabat wali kota memiliki visi yang jelas, yakni Solo Berseri Tanpa Korupsi untuk Mewujudkan Masyarakat 3 WMP (Wasis, Waras, Wareg, Mapan, dan Papan). Berikut dengan membangun 5 Budhaya (Budhaya Hidup Gotong Royong, Budhaya Memiliki, Budhaya Merawat, Budhaya Menjaga, Budhaya Mengamankan Kota Solo, dan isinya ).
ADVERTISEMENT
"Ini semua, bisa menurunkan kemiskinan dari 16% lebih tinggal 8% lebih. Yang penting masa kecil saya tidak dialami anak-anak sekarang. Digusur tidak diganti rugi, sekarang ada solusi," katanya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo
Pesan
Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo terlahir di Surakarta, 13 Februari 1960 menjabat Wali Kota Solo sejak 17 Februari 2016. Ketika masa baktinya tinggal beberapa waktu lagi berpesan bagi Wali Kota Solo penggantinya supaya 3 WMP diteruskan. Menurutnya, 3 WMP kebutuhan dasar rakyat Indonesia. Kemudian dipesankan agar wali kota tidak segan-segan menerima kehadiran masyarakat.
"Masyarakat hadir tidak selalu meminta, tapi juga memberikan informasi dan solusi. Hal-hal yang tidak mampu, hal itu biasa bagi masyarakat," imbuhnya.
Kondisi masyarakat ada yang sangat miskin, miskin dan rentan miskin. Di mana, rentan miskin mencapai 250 jiwa ini jatuh ke level miskin, maka bertambah 50.000 KK. Apalagi miskin sebesar 19.000 KK. Dengan demikian, jaminan kesehatan dan pendidikan bagi rentan miskin dinilai cukup aman supaya tidak jatuh ke level miskin.
Rudy juga berharap agar Wali Kota Solo penggantinya kelak tetap menerapkan 3 WMP (Wasis, Waras, Wareg, Mapan, dan Papan)
Berpolitik
ADVERTISEMENT
Rudy menegaskan bahwa dirinya tidak sebagai Wali Kota Solo kembali ke rumahnya dengan menggunakan istilah jogo kali (penunggu sungai). Meskipun begitu, dirinya sebagai Ketua DPC PDIP Kota Solo selama ini tetap berpolitik.
Dia sebagai politikus menjabat Wali Kota Solo dicalonkan partainya. Bahkan sebelum menjadi Wali Kota Solo, menjabat Wakil Wali Kota Surakarta periode 2005-2010 dan 2010-2012 mendampingi Joko Widodo yang terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012.
Ia kemudian naik menggantikan Joko Widodo sebagai Wali Kota Solo dan dilantik pada tanggal 19 Oktober 2012 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dalam sidang paripurna DPRD Kota Solo.
Waktu itu, Rudyatmo maju sebagai wali kota kembali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015 yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2015. Dalam Pilkada kali ini, ia kembali didampingi oleh Achmad Purnomo sebagai Calon Wakil Wali Kota Surakarta. Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, di mana tanggal 17 Desember 2015 ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Solo sebagai pemenang Pilkada.
ADVERTISEMENT
"Prinsipnya sekaligus edukasi kalau, politik itu mengelola aspirasi, dan partai politik diartikan perjuangan meraih sebuah kekuasaan untuk kesehjateraan rakyat. Negara ini berdiri tanpa politik dan partai politik tidak bisa," pungkasnya. (Agung Santoso)