Warga Kampung Kentingan Baru Dirikan Tenda di Bekas Penggusuran

Konten Media Partner
9 November 2019 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga korban penggusuran di Kentingan Baru mendirikan tenda untuk tempat tinggal. (Tara Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Warga korban penggusuran di Kentingan Baru mendirikan tenda untuk tempat tinggal. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT
SOLO - 4 tenda didirikan warga setelah mengalami mengalami penggusuran lahan di Kentingan Baru. Pendirian tenda tersebut dilakukan karena para penghuni tidak tahu lagi akan pulang kemana. Sekitar 22 kepala keluarga beserta anak dan istrinya menghuni tenda yang apa adanya itu. Bahkan sebagain dari mereka masih mencari barang-barang dari sisa penggusuran.
ADVERTISEMENT
Warga yang tinggal hampir 20 tahun itu akan bertekad akan tinggal disana hingga kasus sengketa lahan yang dihadapi bisa benar-benar selesai. Aned, warga kampung Kentingan Baru tersebut mengungkapkan, bahwa dirinya dan masyarakat lain tidak akan angkat kaki dari tempat tinggalnya itu.
"Kita akan disini sampai selesai, sampai ada titik temu," ungkapnya saat dijumpai Bengawan News, Jumat (8/11).
Salah satu tenda yang di gunakan warga Kentingan Baru untuk tempat tinggal. (Tara Wahyu)
Namun, juga ada beberapa masyarakat yang mulai meninggalkan bekas rumah mereka tersebut dan balik kekampung halaman mereka. Aned juga menuturkan, untuk sementara ini mereka menggunakan perabotan yang seadanaya, karena kemarin saat mengeluarkan barang-barang banyak yang terpencar.
Lanjutnya, sebagain masyarakat belum mendirikan tenda karena mereka masih mencari lahan kosong untuk didirikan tenda sambil mencari barang. Bahkan, mantan bangunan PAUD saat ini masih berada di Masjid yang tidak dirobohkan.
ADVERTISEMENT
"Disamping masjid itu ada pondok, santri-santri masih di masjid situ, juga barang-barang PAUD masih di masjid," ujarnya.
Aned yang juga sesepuh Kentingan Baru, masih akan membawa persoalan ini kejalur hukum. Apabila mereka benar tidak mempunyai hak tinggal ditempat itu, mereka siap untuk meninggalkan kampung yang sudah dihuninya selama lebih dari 20 tahun itu.
(Tara Wahyu)