Yovan, Atlet Blind Judo NPC Butuh Tiga Bulan Persiapan Menghadapi UTBK

Konten Media Partner
7 Juli 2020 22:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Mahasiswa Baru (Camaba) Tunanetra, Yovan Rate Azis butuh tiga bulan persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Alhasil, atlet blind judo NPC mampu menyelesaikan ujiannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
zoom-in-whitePerbesar
Calon Mahasiswa Baru (Camaba) Tunanetra, Yovan Rate Azis butuh tiga bulan persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Alhasil, atlet blind judo NPC mampu menyelesaikan ujiannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
ADVERTISEMENT
SOLO - Calon Mahasiswa Baru (Camaba) Tunanetra, Yovan Rate Azis butuh tiga bulan persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Alhasil, atlet blind judo NPC (National Paralympic Committe) mampu menyelesaikan ujiannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sedangkan ini disampaikannya usai ujian, Selasa (07/7).
ADVERTISEMENT
"Butuh proses tiga bulan untuk mempersiapkan UTBK. Ya, belajar secara mandiri di rumah. Saya memanfaatkan aplikasi belajar online untuk mempelajari soal UTBK," jelas pemuda yang tinggal kawasan Kadipiro, Solo.
Dalam ujian ini, Yovan menggunakan peralatan dalam pengerjaan soal UTBK dan disediakan langsung oleh Panitia UTBK SBMPTN 2020 UNS. Peralatan tersebut di antaranya kertas, reglet, dan NonVisual Desktop Access (NVDA).
Sebelum memasuki ruang ujian, Yovan melakukan pengecekan suhu
Sebelum mulai mengerjakan soal UTBK, Yovan terlebih dulu diberikan arahan dan penjelasan dari seorang teknisi ruang. Selain itu, dia juga dibantu untuk mengisi nomor dan nama peserta pada komputer. Hanya saja ketika ditanya kesulitan, Yovan mengatakan jika kesulitan memahami soal UTBK berupa grafik.
"Kendalanya hanya soal grafik saja, seperti soal numerik dan deretan angka biasanya grafik jadi susah membaca. Kendalanya kalau belajar screen reader-nya membaca gambar tidak bisa. Selama tiga bulan belajar di rumah untuk persiapan UTBK dengan menggunakan aplikasi," jelas Yovan.
Saat ujian, Yovan didampingi dari National Paralympic Committe Indonesia
Meskipun Yovan didampingi dari National Paralympic Committe Indonesia, ia memiliki cita-cita yang luhur yakni bercita-cita sebagai guru. Untuk memuluskan impiannya ini, maka dia memilih dua kampus dengan fakultas yang sama dengan harapan salah satunya diterima.
ADVERTISEMENT
"Kampus pilihan pertama saya UNS dan kampus pilihan keduanya adalah Universitas Negeri (UNY) Yogyakarta. Cita-cita saya ingin jadi guru," ujar Yovan.
Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Ahmad Yunus meninjau langsung pelaksanaan UTBK di gedung UPT TIK UNS. Bahkan bertemu secara langsung dengan Yovan di dalam ruang UTBK untuk memastikan tidak ada kendala dalam proses pengerjaan soal. (Agung Santoso)
Yovan sempat mengalami kesulitan dalam memahami soal UTBK berupa grafik