Hoaks Medsos dan Ketidakberdayaan Kita

(ilustrasi oleh Indra Fauzi/kumparan)

Topik "hoaks di media sosial" jadi pembahasan Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate yang tampil di talk show stasiun teve, Senin lalu. Dari diskusi yang dipandu pengacara kondang itu, saya akan membahas tentang ketidakberdayaan Kemenkominfo mengendalikan/mengawasi lalu lintas hoaks.

Menurut Menkominfo, ada satu setengah juta hoaks yang sudah di-take down tapi tidak dapat dituntut secara kriminal—walaupun substansinya adalah kriminal, mengingat keterbatasan institusi peradilan untuk mengadili orang sebanyak itu dalam waktu singkat.

Perkembangan media sosial belakangan ini, menurut saya, sudah menciptakan chaos informasi. Di saat kita menerima berita (untuk orang yang kritis), kita seringkali bingung—ini berita hoaks atau berita benar? Karena berita-berita seperti ini memang tidak melalui meja editor seperti pada media-media mainstream. Tidak melalui check and recheck.

Berita di medsos itu nyelonong saja ke ranah publik dan menciptakan banyak hal negatif, bahkan cenderung membuat gaduh. Celakanya, media mainstream pun banyak membuat konten dari kegaduhan di medsos—supaya bisa meraih pembaca yang lebih banyak.

Memang menjadi logis bila medsos yang penggunanya begitu besar sehingga topik-topiknya hangat dijadikan konten oleh media mainstream—selama bisa diverifikasi dan divalidasi kontennya.

Lantas, bagaimana mengendalikan konten-konten medsos yang gaduh dan hoaks yang selama ini kurang bisa diatasi oleh Kemenkominfo dan mungkin juga oleh aparat penegak hukum karena jumlahnya yang cukup masif sehingga lembaga-lembaga negara sulit untuk menegakkan hukum/aturan?

Saya mengusulkan hal-hal sebagai berikut:

Fenomena yang tercipta akibat kemunculan medsos ini luar biasa mengubah hampir semua aspek kehidupan manusia. Kalau manusia tidak bisa mengaturnya dengan baik maka bukannya bermanfaat buat penghidupan yang lebih baik, malah akan menghancurkan peradaban yang selama ini sudah dibangun.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita renungkan bersama demi kehidupan yang lebih baik.