Analisis: Buntunya Sisi Serang Hiasi Laga Derbi Madrid

19 November 2017 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duel Isco (kiri) dan Savic di Derbi Madrid. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Duel Isco (kiri) dan Savic di Derbi Madrid. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
ADVERTISEMENT
Kadang, meski banyak peluang tercipta di dalam sebuah pertandingan, hasil imbang adalah hasil yang tak terelakkan untuk terjadi. Inilah yang menghiasi laga El Derby Madrileno yang mempertemukan Atletico Madrid melawan Real Madrid yang dihelat pada Minggu (19/11/2017) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Bertempat di Stadion Wanda Metropolitano kedua tim harus puas bermain imbang dengan skor 0-0. Tak ada satu pun gol yang tercipta pada pertandingan ini.
Dalam laga yang juga merupakan laga ke-218 sepanjang pertemuan kedua tim di ajang La Liga, kedua tim menurunkan skuat terbaiknya sejak awal laga. Atletico yang bertindak sebagai tuan rumah menggunakan formasi dasar 4-4-2 dengan menempatkan Angel Correa dan Antoine Griezmann di posisi penyerang, didampingi oleh Thomas Partey, Koke, Gabi, serta Saul Niguez di lini tengah.
Sementara itu, Real Madrid yang datang sebagai tim tamu juga menurunkan para pemain kuncinya dalam laga ini. Berbalut formasi dasar 4-3-1-2, mereka menurunkan Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema di lini depan, didampingi Isco yang ditempatkan sebagai gelandang serang, Trio lini tengah Madrid masih diisi oleh Luka Modric, Toni Kroos, serta Casemiro.
ADVERTISEMENT
Kedua tim bermain cukup spartan dalam laga ini. Walau berstatus sebagai tim tamu, Real Madrid cukup menguasai pertandingan, dengan persentase penguasaan bola sebanyak 66% berbanding 34% milik Atletico. Los Blancos juga unggul dari segi penciptaan peluang, dengan total tembakan mencapai 14 kali, berbanding tujuh milik Atletico.
Meski unggul dari segi penguasaan bola dan penciptaan peluang, Madrid cukup kesulitan untuk menjebol gawang Atletico dalam pertandingan tersebut. Hal yang sama juga berlaku bagi Atletico yang cukup kesulitan untuk menjebol gawang Madrid. Buntunya penyerangan kedua tim menjadi sebab kenapa laga ini, meski banyak peluang yang tercipta, menjadi laga yang berakhir imbang tanpa gol.
Dalam laga ini, ada sebuah pola menarik yang terjadi dan hal ini dilakukan oleh kedua tim. Secara keseluruhan, permainan kedua tim dari lini belakang sampai ke lini tengah tidak ada masalah.
ADVERTISEMENT
Aliran bola berjalan dengan lancar, bahkan untuk Atleti sekalipun yang cukup jarang menguasai bola dalam laga ini. Namun masalah muncul ketika memasuki area sepertiga lapangan akhir. Ada kecenderungan yang sama yang dilakukan oleh kedua tim.
Baik itu Real Madrid maupun Atletico Madrid, ketika para pemainnya memasuki area sepertiga akhir lapangan, bola lebih banyak dialirkan ke wilayah sayap. Hal ini dapat dilihat dari persentase penyerangan lewat sisi sayap yang dicatatkan oleh kedua tim.
Momen paling ikonik di Derbi Madrid kali ini. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
zoom-in-whitePerbesar
Momen paling ikonik di Derbi Madrid kali ini. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
Secara persentase penyerangan, disitat dari Whoscored, kedua tim juga memang dominan menyerang dari sisi sayap. Atletico menorehkan 41% serangan dari sayap kiri dan 40% serangan dari sayap kanan. Di sisi lain, Real Madrid juga menorehkan persentase serangan dari sayap yang cukup besar, dengan pembagian 49% dari sayap kiri dan 32% dari sayap kanan.
ADVERTISEMENT
Dengan cukup banyaknya serangan dari sayap ini, maka catatan umpan silang kedua tim pun juga sama banyaknya. Atletico mencatatkan 22 kali umpan silang, sementara itu Real mencatatkan 28 kali umpan silang. Hal ini juga ditambah dengan para penyerang kedua tim yang lebih banyak melebar ke kedua sayap.
Serangan yang banyak berfokus kepada sisi sayap ini pada akhirnya dengan mudah dihentikan, karena baik itu Atleti maupun Real sama-sama memiliki bek jangkung di lini pertahanan mereka (Diego Godin dan Stefan Savic di Atleti, serta Raphael Varane dan Sergio Ramos (digantikan Nacho) di Madrid). Umpan-umpan silang yang masuk ke kotak penalti dapat dengan mudah dimentahkan oleh mereka.
Dari hasil imbang ini dapat disimpulkan bahwa kedua tim memang miskin kreasi penyerangan dalam laga ini. Alih-alih menerapkan model serangan lain seperti cut inside dari sayap ataupun tendangan dari luar kotak penalti, kedua tim justru terpaku pada umpan silang yang tampak menjadi model serangan utama dalam laga ini.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, walaupun beberapa pergantian pemain sempat dilakukan baik itu oleh Zinedine Zidane maupun Diego Simeone untuk memperbaiki situasi, pada akhirnya hal tersebut tidak memberikan efek apa-apa bagi permainan kedua tim. Derby Madrid edisi ke-218 ini pun berakhir sama kuat bagi kedua kesebelasan.