Cara Menghitung ROE Beserta Contohnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
11 Juni 2021 5:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ROE. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ROE. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pemakaian ROA dan ROE cukup penting dalam bisnis. Keduanya merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk melakukan analisis profitabilitas suatu perusahaan.
ADVERTISEMENT
ROE atau Return of Equity merupakan faktor yang digunakan pelaku bisnis, terlebih yang bergelut di dunia manajemen perusahaan, untuk dapat melihat baik tidaknya pengelolaan aset suatu perusahaan. Rasio ini juga sering digunakan para investor sebelum berinvestasi di perusahaan yang dituju.

Pengertian ROE

Dalam salah satu artikel penelitian E-Jurnal Manajemen Volume 9 Nomor 3 Tahun 2020 berjudul “Return On Asset, Return On Equity, dan Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Return Saham” yang ditulis oleh Ni Putu Alma Kalya Almira dan Ni Luh Putu Wiagustini dijelaskan beberapa hal seputar ROE.
Return on Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. ROE yang tinggi menggambarkan perusahaan yang berhasil menghasilkan keuntungan dari modal sendiri. Peningkatan ROE akan meningkatkan nilai jual perusahaan yang kemudian akan berimbas juga pada harga saham.
ADVERTISEMENT
ROE yang rendah mencerminkan perolehan laba bersih suatu perusahaan yang rendah. Hal ini dapat berakibat kepada saham perusahaan yang kurang diminati investor sebagai akibat pembagian dividen yang rendah. Sehingga minat investor pada saham tersebut berkurang yang otomatis memengaruhi return saham.
Sebaliknya, ROE yang tinggi mencerminkan perusahaan yang sukses menghasilkan keuntungan dari modal sendiri. Peningkatan ROE turut menaikkan nilai jual perusahaan yang berkaitan dengan harga saham.
Mengutip buku Analisis Laporan Keuangan karya Toto Prihadi, ROE merupakan fungsi dari:
- Profitabilitas (Net Income/Sales)
- Aktivitas (Sales/Assets)
- Solvency (Assets/Equity)
Ilustrasi ROE. Sumber: Pixabay

Cara Menghitung ROE

Untuk menghitung ROE, umumnya digunakan rumus berikut ini:
ROE = Laba bersih/Ekuitas pemegang saham x 100%
Rumus tersebut digunakan sebagai rasio profitabilitas yang memberi pandangan kepada investor tentang seberapa efektif dan efisien manajemen perusahaan dalam menggunakan modal dari para investor.
ADVERTISEMENT
Dari perhitungan tersebut, para investor dapat membandingkan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya buat mencari tahu manakah perusahaan yang lebih potensial.
Dengan membandingkan ROE perusahaan-perusahaan sejenis, maka dapat memberi investor pertimbangan lebih untuk menentukan sebaiknya akan diinvestasikan ke mana dana yang dimilikinya tersebut.

Contoh Perhitungan ROE

Misalnya terdapat dua perusahaan, yakni perusahaan A dan perusahaan B. Keduanya memiliki jumlah aset dan laba bersih yang sama masing-masing Rp 200 juta dan Rp 200 juta.
Perusahaan A hanya menggunakan pembiayaan dari modal investornya Rp 750 juta, sedangkan perusahaan B menggunakan biaya modal investor Rp 400 juta dan dari dana pinjaman Rp 350 juta.
Misalnya, tingkat suku bunganya adalah 10% maka perusahaan B akan memiliki beban bunga sebesar Rp 35 juta. Dengan demikian, perusahaan B seharusnya memperoleh laba bersih Rp 165 juta.
ADVERTISEMENT
Perhitungan ROE kedua perusahaan tersebut kurang lebih sebagai berikut:
ROE perusahaan A= Rp 200 juta/ Rp 750 juta = 26,7%
ROE perusahaan B= Rp 165 juta/ Rp 400 juta= 41,25%
(AMP)