Hadapi Pasar Volatil, Investor Dinilai Perlu Lakukan Diversifikasi Aset

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
21 April 2021 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi investasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perusahaan Manajer Investasi (MI) Syailendra Capital menyatakan pentingnya diversifikasi aset bagi para investor di tengah volatilitas pasar saham yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kami melakukan simulasi portfolio yang terdiversifikasi selama sepuluh tahun terakhir. Diversifikasi kelas aset terbukti memberikan kinerja yang lebih baik dibanding investasi pada saham (LQ45). Terlepas dari besar porsi yang dialokasikan pada ekuitas, obligasi, dan pasar uang, ketiga skenario memberikan kinerja di atas indeks saham maupun deposito," kata Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat melalui keterangan resminya, Rabu (21/4).
Menurut Fajar, reksa dana campuran bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor karena dinilai memiliki alokasi seimbang pada setiap instrumen baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang.
Manajer investasi pun bisa leluasa mengatur alokasi instrumen dengan lebih fleksibel. Misalnya ketika pasar saham sedang naik atau bullish, maka sebagian besar dana akan ditempatkan ke saham.
Pencatatan Perdana Reksa Dana ETF di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu (27/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
Dengan fleksibilitas yang bisa dilakukan oleh MI pada reksa dana campuran, maka MI bisa mengatur strategi yang lebih fleksibel agar performa reksa dana bisa mengalahkan indeks acuan. Artinya, MI bisa mengubah strategi alokasi instrumen dengan aktif sesuai perkembangan pasar.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, keleluasaan reksadana campuran tidak dimiliki reksadana jenis lain yang memiliki ketentuan minimum untuk berinvestasi pada instrumen sesuai dengan jenis reksa dananya. Akibatnya, fleksibilitas manajer investasi menjadi berkurang dan salah satu penyebab mengapa banyak reksa dana sulit mengalahkan indeks.
Syailendra Capital sendiri memiliki reksadana campuran yaitu Syailendra Balance Opportunity Fund. Per 16 April 2021, imbal hasil (yield) tiga bulan reksadana tersebut mencapai 17,7 persen dan enam bulan mencapai 17,58 persen.
"Yield setahun terakhir memang agak menurun sekitar 6,92 persen. Tapi masih lebih bagus dibandingkan reksadana lain yang minus. Jika sejak diterbitkan, reksadana ini mencetak yield 166,2 persen," ujar Fajar.