4 Fakta Rapid Test untuk Screening Massal Virus Corona
Konten dari Pengguna
24 Maret 2020 10:50 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menginstrusikan masyarakat untuk mengikuti rapid test virus corona . Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti perkembangan virus tersebut di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rapid test berbeda dengan metode sebelumnya, Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Metode rapid test melakukan pengujian lewat sampel darah pasien. Dengan begitu, pasien yang terinfeksi bisa terdeteksi lebih dini.
Metode ini dinilai lebih efektif untuk menjangkau masyarakat luas. Berikut kami rangkum fakta-fakta soal rapid test .
Menggunakan Serum Darah
Meski virus corona tidak hidup dalam darah , seseorang yang terinfeksi umumnya akan membentuk antibodi yang disebut immunoglobulin. Immunoglobulin inilah yang akan dideteksi dengan rapid test untuk mengetahui apakah orang tersebut positif atau negatif corona.
Hanya Butuh Waktu 20 Menit
Sebelumnya, tes menggunakan RT-CPR membutuhkan waktu 90-120 menit. Namun, dengan rapid test, hasilnya bisa langsung diketahui hanya dalam waktu 20 menit.
ADVERTISEMENT
Tingkat Sensitivitas Hanya 36%
Seseorang yang diperiksa menggunakan metode rapid test bisa saja memberikan hasil 'false negative' atau tampak negatif meski sebenarnya positif. Hal ini dikarenakan butuh waktu sekitar satu hingga dua minggu bagi sistem imun membuat antibodi. Artinya, jika seseorang yang terinfeksi virus corona dan dites sebelum antibodinya terbentuk, hasil yang keluar adalah negatif.
Jakarta Selatan Jadi yang Pertama
Jakarta Selatan dipilih sebagai wilayah pertama pemberlakuan screening massal menggunakan rapid test. Tempat itu diprioritaskan karena kontak tracking dari pasien positif yang paling parah.
(LMJ)