5 Amalan Bagi Wanita Haid untuk Memperoleh Keberkahan Lailatul Qadar

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Mei 2020 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita haid sedang berzikir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita haid sedang berzikir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meski tidak bisa menunaikan sholat dan puasa, wanita yang sedang haid tetap bisa memperoleh keistimewaan di malam Lailatul Qadar. Keistimewaan tersebut akan datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Tak heran, banyak umat Muslim yang berlomba-lomba memperbanyak amalan guna mendapatkan keberkahan tersebut. Hal tersebut juga dilakukan oleh wanita yang sedang menstruasi.
Sayangnya, untuk bisa mencapai kemuliaan malam Lailatul Qadar, wanita haid tidak bisa maksimal dalam menjalankan ibadah. Namun, tak perlu khawatir, karena kamu bisa tetap memperoleh keberkahan Lailatul Qadar dengan beberapa amalan ini.

Berzikir

Wanita yang sedang haid diizinkan untuk melantunkan zikir. Hal ini diperkuat pada pernyataan para Fuqoah yang sepakat bahwa berzikir tidak disyaratkan harus dilakukan dalam keadaan suci.
Untuk meraih malam Lailatul Qadar terdapat tiga tingkatan, yaitu sholat malam, zikir, serta sholat Isya dan Subuh berjamaah. Sebagaimana tercantum dalam kitab Nihayatuz Zain Syekh Nawawi Banten.
"Tingkatan menghidupkan lailatul qadar ada tiga. Yang tertinggi adalah menghidupkan lailatul qadar dengan sholat. Sedang tingkatan yang sedang adalah menghidupkan Lailatul Qadar dengan dzikir. Tingkatan terendah adalah menjalankan shalat Isya dan Subuh berjamaah."
ADVERTISEMENT

Berselawat

Ilustrasi berzikir. Foto: Unsplash
Sama halnya dengan zikir, wanita yang sedang haid juga bisa mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar dengan berselawat. Selain memperoleh pahala, berselawat juga bisa membuat umat muslim mendapatkan keistimewaan lainnya.
Mulai dari timbulnya perasaan tenang, memudahkan terkabulnya doa yang dipanjatkan, diselimuti dengan banyak rahmat dan keberkahan, serta memiliki akhlak yang mulia. Apabila hal tersebut dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan melimpahkan lebih banyak lagi rahmat dan keberkahan.

Mendengarkan Lantunan Alquran

Untuk membaca Alquran umat muslim diwajibkan dalam keadaan yang suci, artinya saat wanita sedang haid tidak diperbolehkan menyentuh Alquran. Tapi tak perlu khawatir, kaum muslimah bisa menggantinya dengan mendengarkan murattal Alquran dan melantunkannya kembali.
ADVERTISEMENT
Mendengarkan lantunan ayat suci Alquran, akan mendapatkan pahala yang sama dengan membacanya secara langsung. Dalam hadis Ibnu Mas'ud, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu (bernilai) sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan 'Alif Laam Miim' sebagai satu huruf, akan tetapi 'Alif sebagai satu huruf, 'Laam' sebagai satu huruf dan 'miim' sebagai satu huruf." (HR. At-Tirmidzi 2910 dan dishahihkan al-Albani).

Bersedekah

Bersedekah termasuk ke dalam amalan yang bisa diperbuat pada 10 hari terakhir puasa Ramadhan. Keutamaan sedekah tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang memberinya, melainkan juga dirasakan oleh penerimanya.
Cakupan sedekah tidak hanya meliputi pemberian materi kepada orang lain, melainkan lebih luas dari itu. Dengan membantu orang lain dalam mengerjakan suatu hal atau memberikan hidangan berbuka juga bisa dikategorikan sebagai sedekah.
ADVERTISEMENT

Perbanyak Panjatkan Doa

Ilustrasi memanjatkan doa. Foto: Freepik
Di sepanjang 10 hari terakhir Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk banyak memanjatkan harapan dan memohon ampunan. Hal itu didasari karena bertepatan dengan malam Lailatul Qadar yang memiliki keistimewaan lebih dari seribu bulan.
Tak hanya itu, saat tibanya Lailatul Qadar, malaikat akan turun ke muka bumi untuk mendengarkan dan mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan oleh kaum muslimin. Itu sebabnya, memanjatkan doa di momen tersebut akan membuka peluang doa tersebut terkabul menjadi lebih besar.
Berdasarkan hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa yang perlu diucapkan saat malam Lailatul Qadar:
قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. At-Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, At Tirmidzi berkata: “Hasan shahih”)
ADVERTISEMENT
(RAA)