7 Kebiasaan yang Perlu Dihindari Saat Puasa Ramadan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 April 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sholat berjamaah saat bulan ramadhan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sholat berjamaah saat bulan ramadhan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan akan segera tiba yang artinya umat Muslim akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan. Saat tiba waktunya, puasa akan menyebabkan perubahan pola hidup seperti makan dan tidur.
ADVERTISEMENT
Tak jarang kondisi ini akan menimbulkan beragam keluhan hingga beberapa macam penyakit. Hal tersebut harus dihindari karena dapat mengganggu kelancaran Anda dalam menjalankan ibadah puasa.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Anda perlu menghindari beberapa hal yang bisa menjadi pemicunya. Berikut ini ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kesehatan saat berpuasa.

Tidak Sahur

Rasa kantuk dan malas menjadi alasan utama sebagian orang yang tidak sahur. Padahal, sahur membuat tubuh memiliki cadangan nutrisi dan energi yang cukup untuk menjalankan puasa. Jika Anda melewati makan sahur, artinya waktu puasa menjadi lebih panjang sejak terakhir kali makan.
Akibatnya, Anda jadi lebih rentan mengalami dehidrasi, mudah lelah, sakit kepala dan merasa lapar yang berlebihan. Kondisi ini akan membuat Anda merasa sangat berat saat menjalankan ibadah puasa.
ADVERTISEMENT

Tidur Setelah Makan Sahur

Setelah sahur, Anda jangan langsung untuk kembali. Tidur dengan kondisi perut penuh bisa memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan atau disebut dengan istlah GERD. Penyakit ini ditandai dengan rasa panas di bagian dada dan nyeri ulu hati, bahkan hingga menimbulkan kesulitan bernapas.

Tidur Sepanjang Hari

Selain perubahan pola makan, bulan Ramadan juga berdampak pada perubahan pola tidur. Sebagian orang yang tidak harus pergi bekerja akan menghabiskan lebih banyak waktu tidur saat siang hari. Bahkan, beberapa orang memilih tidur sepanjang hari. Ini dilakukan untuk menghindari rasa haus dan lapar.
Namun, kebiasaan ini malah membuat tubuh menjadi lemas saat bangun tidur. Oleh sebab itu, Anda tetap melakukan aktivitas agar tubuh tetap segar dan bugar. Puasa tidak boleh dijadikan alasan untuk Anda bermalas-malasan.
ADVERTISEMENT

Konsumsi Kafein secara Berlebihan

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, teh menjadi minuman wajib yang ada di meja makan saat sahur atau berbuka. Padahal, minuman ini sebaiknya dihindari saat puasa. Sama halnya dengan kopi, teh juga mengandung kafein yang memiliki efek diuretik.
Ini akan membuat tubuh lebih sering buang air kecil sehingga bisa memicu dehidrasi. Tak hanya itu, kafein juga bisa meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi dinding lambung.

Berbuka dengan Porsi Besar

Ilustrasi sedang berbuka puasa. Foto: Shutterstock
Berbuka puasa menjadi waktu yang paling ditunggu saat menjalankan puasa. Untuk menuntaskan dahaga dan lapar, sebagian orang langsung menyantap makanan berat saat berbuka.
Kebiasaan ini tidak baik bagi kesehatan karena membuat lambung langsung bekerja dengan mendadak. Hal ini bisa menimbulkan keluhan berupa perut kembung. Tak hanya itu, kebiasaan ini juga bisa memicu kenaikan berat badan.
ADVERTISEMENT

Konsumsi Gorengan dan Cemilan Manis Saat Berbuka

Umumnya, menu khas saat berbuka puasa ialah makanan yang digoreng dan memiliki cita rasa yang manis. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan bisa memicu peningkatan asam lambung, penumpuk lemak, dan kolestrerol jahat dalam tubuh yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan. Tak hanya itu, menyantap gorengan dan es juga bisa menimbulkan sakit tenggorokan.

Konsumsi Junk Food

Alasan praktis membuat junk food menjadi pilihan saat santap sahur atau berbuka. Padahal, jenis makanan ini mengandung kalori, lemak, dan gula yang tinggi. Kandungan tersebut yang harus dihindari. Selain tidak memberikan cukup nutrisi dan energi, mengonsumsinya secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
(RAA)
ADVERTISEMENT