Alasan Merokok dan Vaping Tingkatkan Risiko Terinfeksi Virus Corona

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Maret 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rokok. Foto: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok. Foto: freepik
ADVERTISEMENT
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), umumnya terdapat 3 kelompok yang berisiko lebih tinggi terserang virus Corona. Mereka adalah anak-anak, orang dewasa dengan imun yang menurun, serta orang tua yang memiliki riwayat penyakit misalnya diabetes dan lupus.
ADVERTISEMENT
Terdapat kesalahpahaman pada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa lansia merupakan pihak paling berisiko terinfeksi corona. Namun, di Amerika Serikat, berdasarkan laporan Pusat Kontrol Penyakit AS, 20% orang yang terjangkit corona berada pada rentang usia 20-40 tahun.
Ini disinyalir mendapat pengaruh dari gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok dan vaping. Kelompok ini juga kemungkinan besar mengalami serangan corona yang serius.
Mengapa demikian? Apa yang membuat perokok dan pengguna vape lebih rentan terhadap serangan COVID-19? Simak penjelasannya di bawah ini.

Membahayakan Paru-Paru

Rokok elektronik (vape). (Foto: Wikimedia Commons)
Berdasarkan Journal of Clinical Investigation, vaping dapat membahayakan kesehatan paru-paru. Paparan aerosol dari vape merusak sel-sel paru-paru dan mengurangi kemampuannya untuk menghadapi infeksi.
Sebab, aerosol mengganggu kinerja silia di rongga hidung yang berfungsi untuk menghalau benda asing. Akibatnya, kemampuan saluran udara untuk membersihkan virus terganggu. Dalam penelitian, tikus yang terpapar aerosol menunjukkan peningkatan kerusakan jaringan dan peradangan.
ADVERTISEMENT
Merokok pun demikian. Berdasarkan publikasi Center for Tobacco Control Research and Education Univesity of California San Fransisco, orang yang merokok pada umumnya berisiko tinggi mengalami komplikasi serius. Mulai dari sindrom gangguan pernapasan akut, infeksi, hingga pneumonia.

Masalah Kesehatan Bawaan

Ilustrasi pneumonia. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Masalah serius dan kematian akibat COVID-19 tampaknya terkonsentrasi pada orang-orang yang lebih tua dan yang memiliki masalah kesehatan mendasar seperti diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan. Pernyataan ini berdasarkan publikasi National Institute on Drug Abuse.
Oleh sebab itu, mereka yang memiliki gangguan fungsi paru-paru atau penyakit lain yang berhubungan dengan riwayat merokok dan vaping perlu waspada. Argumen ini didukung oleh temuan bahwa penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernapasan memperburuk kondisi pasien yang terjangkit virus corona jenis lain seperti SARS dan MERS.
ADVERTISEMENT
Tingkat kefatalan kasus COVID-19 adalah 6,3 persen untuk orang-orang yang menderita penyakit pernapasan kronis. Sementara itu tingkat kefatalan secara keseluruhan adalah 2,3.
Penjelasan tersebut tercantum dalam publikasi yang diterbitkan JAMA Network berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok. Dengan kata lain, perokok akan lebih rentan terhadap komplikasi serius dari infeksi COVID-19.
(ERA)