Apa Itu Catcalling dan Dampaknya bagi Korban?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 Maret 2022 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi catcalling. Foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi catcalling. Foto: pexels
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, banyak warganet yang menyuarakan pandangan mereka terhadap kebiasaan catcalling. Sebagian besar mengecam tindakan ini karena dianggap sebagai pelecehan seksual. Namun, sebagian yang lain tidak demian.
ADVERTISEMENT
Mereka yang memandang remeh catcalling menganggap bahwa perilaku ini hanyalah candaan semata. Korbannya tidak terbatas pada perempuan saja, laki-laki pun kerap merasakannya.
Dijelaskan oleh Muhammad Rifqi, dkk., dalam buku Mahasiswa Bicara Isu Budaya (2021), dampak yang ditimbulkan dari perilaku catcalling adalah trauma yang berkepanjangan bagi korbannya. Mereka akan merasa dilecehkan dan direndahkan harga dirinya.
Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi, berikut penjelasan tentang apa itu catcalling beserta cara menyikapinya.

Bahaya Perilaku Catcalling

Mengutip buku Untukmu Perempuan karya Nara Kurniawaty Yusuf, catcalling adalah ekspresi verbal dan nonverbal yang terjadi di ruang publik seperti jalan raya, trotoar, dan perhentian bus. Pada ekspresi verbal, catcalling biasanya dilakukan melalui siulan atau komentar mengenai penampilan korban.
Ilustrasi catcalling. Foto: pexels
Sedangkan pada ekspresi nonverbal, catcalling dapat berupa lirikan atau gestur fisik yang bertindak untuk memberikan penilaian terhadap penampilan korban. Kedua tindakan ini masuk dalam ranah pelecehan yang tidak bisa dibenarkan.
ADVERTISEMENT
Sebab, perilaku catcalling bisa membawa trauma yang mendalam bagi korban. Tak jarang, mereka membatasi mobilitasnya di ruang pribadi maupun publik. Akhirnya, hal itu berdampak pada kualitas hidup dan perkembangan pribadi mereka.
Mirisnya, ketika para penyintas pelecehan seksual berani bersuara tentang catcalling, cemoohan justru mereka dapatkan dari masyarakat sekitar. Karena itu, mereka jadi takut dan malu untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.
Banyak masyarakat yang masih menganggap catcalling sebagai hal yang lumrah. Padahal, tindakan ini termasuk kebiasaan buruk yang perlu dihilangkan. Catcalling timbul dari masalah psikologis yang dialami pelaku pelecehan seksual.
Melihat hal ini, maka edukasi atau pemahaman mengenai catcalling menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam menyintas pelecehan.
Ilustrasi catcalling. Foto: pexels
Di beberapa negara seperti Portugal, Belgia, dan Argentina, perilaku catcalling sudah masuk ke ranah hukum pidana. Bahkan, di Prancis warga negaranya dilarang untuk melakukan catcalling dan meminta para korban berani melaporkan kasus catcalling yang di alaminya.
ADVERTISEMENT
Meski Indonesia belum sampai ke tahap itu, masyarakat hendaknya sudah memahami bahaya catcalling. Sadari bahwa catcalling adalah bentuk pelecehan seksual. Tindakan ini mampu menimbulkan rasa tidak nyaman dan ancaman kepada diri korban
Setiap individu harus berani menegur pelaku catcalling. Jika tak berani, minta tolong orang lain untuk melakukannya. Dengan begitu, kebiasaan buruk ini pun perlahan dapat dihilangkan.
(MSD)