Apa Itu Herd Immunity? Bisakah Jadi Solusi untuk Akhiri Pandemi Corona?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
3 April 2020 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi herd immunity. Foto: technology review
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi herd immunity. Foto: technology review
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini strategi herd immunity dikabarkan dapat menjadi salah satu opsi untuk mengakhiri pandemi virus corona. Metode ini muncul ke permukaan setelah pemerintah Inggris berencana untuk melakukannya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Independent, pemerintah Inggris berpendapat bahwa mengurangi penysebaran corona dapat dilakukan dengan membiarkan virus ini menyebar ke seluruh populasi untuk menciptakan herd immunity.
Namun, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock membantah jika herd immunity adalah rencana dari pemerintah. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa herd immunity adalah efek samping dari sebuah pandemi dan terjadi secara otomatis.
Lalu, apa sebenarnya herd immunity itu? Simak penjelasannya di bawah ini.

Memahami Herd Immunity

Herd immunity terjadi ketika sebagian besar populasi sudah kebal terhadap infeksi sebuah virus, sehingga mampu menciptakan perlindungan bagi individu yang tidak kebal. Kebal dalam hal ini didapat karena pernah terpapar virus atau telah melakukan vaksinasi.
Dikutip dari MIT Technology Review, herd immunity bisa terbentuk dengan cara membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi. Setelah sembuh, orang-orang tersebut akan membentuk kekebalan terhadap virus tersebut. Lalu, wabah akan selesai dengan sendirinya karena virus sudah tidak bisa menemukan inangnya lagi untuk bersarang.
ADVERTISEMENT
Saat pandemi Flu 1918 atau dikenal dengan Flu Spanyol, langkah alami membentuk herd immunity terpaksa dijalani. Ini disebabkan oleh vaksin yang belum tersedia serta keterbatasan penanganan.
Dengan membiarkan virus menyebar, tidak menutup kemungkinan infeksi terjadi pada kelompok orang yang berisiko tinggi. Mengambil langkah ini akan membuat kelompok risiko tinggi menimbulkan sakit yang lebih parah, bahkan kematian.
"Penyebaran infeksi ke kelompok berisiko tinggi tak bisa dibatasi. Beberapa orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit sangat parah, dan sebagian akan mati,” ungkap Paul Hunter, seorang profesor dokter di Inggris.
Flu Spanyol sendiri menjadi bukti nyata dari pernyataan tersebut. Dari sekitar 500 juta orang atau sepertiga populasi dunia yang terinfeksi, hampir 50 juta jiwa di seluruh dunia berujung pada kematian.
ADVERTISEMENT

Bagaimana jika diterapkan saat pandemi corona?

Ilustrasi aplikasi yang menampilkan kasus corona seluruh dunia. Foto: Unsplash
Peristiwa tersebut dapat dijadikan cerminan bagi banyak negara untuk menentukan pilihan akan menerapkan herd immunity atau tidak di tengah pandemi corona. Pasalnya, vaksin virus corona sampai saat ini juga belum ditemukan, sama seperti saat pandemi Flu Spanyol. Jika, herd immunity kembali dijalani, bukan tak mungkin jutaan nyawa bakal melayang.
Menurut para ahli, untuk mencapai kekebalan kelompok dari infeksi corona membutuhkan sekitar 60-70 persen populasi terinfeksi. Sementara itu, satu orang yang terjangkit diperkirakan bisa menularkan ke dua atau tiga orang lainnya.
Artinya, harus ada sekitar ratusan juta orang yang terinfeksi lebih dulu sebelum herd immunity terbentuk. Tetapi, dalam proses tersebut, kita tidak akan pernah tahu apakah orang yang terinfeksi akan sembuh atau meninggal.
ADVERTISEMENT
Kemunculan tiba-tiba virus corona jenis baru ini membuat dunia tidak memiliki kesiapan untuk menghadapinya. Terlebih, penyebaran virus ini terbilang cepat. Banyak orang yang tidak terselamatkan akibat infeksinya. Padahal, saat ini belum ada satu pun negara yang menerapkan strategi ini. Bisa dibayangkan jika strategi ini benar-benar dilakukan, akan berapa banyak lagi jiwa yang hilang?

Cara mencegah terjadinya herd immunity

Lockdown menjadi metode yang diandalkan beberapa negara. Tujuannya untuk bisa menekan penyebaran virus corona. Meskipun Indonesia belum/tidak menerapkan lockdown, kebijakan untuk di rumah aja sangat tepat untuk dilakukan.
Dengan langkah seperti itu, virus corona tidak bisa menyebar dan menginfeksi secara leluasa. Dampak positifnya, orang yang telah terinfeksi bisa ditangani dengan baik karena tak terjadi penumpukan pasien. Angka kematian pun secara otomatis bisa berkurang.
ADVERTISEMENT
(RAA)