Arti As Sab'ul Masani, Salah Satu Nama Lain Surat Al Fatihah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
13 September 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengertian as sab'ul masani. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengertian as sab'ul masani. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Al Fatihah merupakan surat pembuka dalam kitab Al-Quran. Bahkan surat ini memiliki posisi yang penting dalam shalat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa shalat seseorang tidak akan sah, jika tidak membaca surat Al-Fatihah.
ADVERTISEMENT
Disebutkan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Tidak sah shalatnya orang yang tak membaca Surah Al Fatihah" (HR. Muslim).
Selain itu, surat Al Fatihah kerap disebut sebagai as sab’ul masani. Apa maksud dari kalimat tersebut? Untuk mengetahui arti as sab’ul masani lebih jelas, simak penjabarannya di bawah ini.

Arti As Sab'ul Masani

Dirangkum dari Majalah Madrasatul Qur an Times Edisi 3: Wujud Hakiki Pengorbanan dan Kemerdekaan, as Sab'ul-Masani artinya tujuh yang berulang ulang. Al-Fatihah dinamakan sebagai as sab’ul masani karena ayatnya yang berjumlah tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam shalat.
Ayat ini setiap hari dibaca 17 kali dalam shalat fardhu dan shalat sunnah 54 kali sehari semalam oleh kaum Muslimin dan Muslimah di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT

Sejarah Surat Al-Fatihah

Ilustrasi pengertian as sab'ul masani. Foto: Pixabay
Dihimpun dari Bunda Sayang Anak Shalih Panduan Praktis dan Lengkap untuk Membangun Karakter Anak Shalih, surat Al-Fatihah diturunkan di Mekah saat perintah shalat digaungkan. Nama Al-Fatihah artinya adalah pembuka Al-Quran.
Surat Al-Fatihah merupakan kesimpulan dari seluruh isi Al-Quran. Membaca Surat Al-Fatihah termasuk dalam rukun shalat. Oleh karena itu, Surat Al-Fatihah juga biasa disebut dengan Ummul Qur'an (induknya Al-Quran).
Diriwayatkan oleh HR. Ibnu Majah, dalam pelaksanaan shalat, surat Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan doa Iftitah dan dilanjutkan dengan “Amin”. Al-fatihah dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam shalat, wajib diikuti dengan ayat atau surat lain al-Qur’an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga empat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.
Dari buku Sifat Shalat Nabi (2000), kencang dan lirihnya pembacaan surat Al-Fatihah serta surah-surah lain dalam shalat tergantung dari shalat yang sedang dijalankan dan urutan rakaatnya. Shalat yang melirihkan seluruh bacaannya dari awal hingga akhir, disebut sebagai shalat Sir (membaca tanpa suara).
ADVERTISEMENT
Contoh dari shalat Sir adalah shalat zuhur dan ashar, di mana seluruh bacaan dalam shalat itu dilirihkan. Selain shalat Sir, terdapat pula shalat Jahr, yaitu shalat yang membaca dengan suara keras contohnya shalat subuh, Maghrib, dan Isya.
(ANS)