news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bacaan Doa Iftitah Allahumma Baid Baini Lengkap dengan Latin dan Terjemahan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2021 12:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayah berdoa. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah berdoa. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bacaan doa iftitah merupakan salah satu rukun dalam shalat. Meskipun hukumnya sunah, bacaan ini tetap dianjurkan karena memiliki keutamaan yang besar.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, Iftitah berasal dari kata “fataha” yang berarti pembukaan. Dinamakan demikian karena doa iftitah ini diletakkan di awal rakaat shalat. Imam Nawawi menjelaskan bahwa doa iftitah disunahkan bagi makmum, imam, dan munfarid (shalat sendiri).
Doa iftitah biasa dibaca setelah melakukan takbiratul ihram. Ada banyak bacaan yang diajarkan, salah satunya adalah allahumma baid baini. Berikut bacaan doa iftitah allahumma baid baini lengkap dengan latin dan terjemahannya.

Bacaan Doa Iftitah Allahumma Baid Baini

Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock
Doa iftitah allahumma baid baini biasa dibaca Rasulullah SAW ketika shalat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
"Jika memulai shalatnya, Rasulullah diam sejenak. Maka aku bertanya, "Demi Allah, wahai Rasulullah, apa yang engkau baca saat diam antara takbir dan bacaan (al-Fatihah)?" Rasulullah menjawab, "Aku mengucapkan "Allahumma, ba'id baini..." (HR. Al-Bukhari)
ADVERTISEMENT
Secara tersirat, hadits tersebut menunjukkan bahwa bacaan allahuma baid baini lebih utama dibandingkan doa iftitah lainnya. Mengutip buku Kitab Shalat 11 In One oleh Alita tentang Doa Iftitah, berikut lafadz bacaan allahuma baid baini lengkap dengan latin dan terjemahan:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma baid bainiy wa baina khotoyaaya kamaa baa'idta bainalmasyriqi walmaghribi. Allahumma naqqiiniy min khotoyaaya kamaa yunaqqii tsaubul abyadu minnad danasi. Allahummaghsilniyy min khotoyaaya bistalji wal maai wal barodi.
Artinya : "Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkan (sucikan) dariku kesalahanku sebagaimana Engkau bersihkan (sucikan) baju yang putih dari kotoran.
ADVERTISEMENT
Ya Allah cucilah (bersihkanlah) aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun."
Ilustrasi ibu berdoa. Foto: Shutter Stock
Selain itu, ada pula bacaan doa lain yang sering dibaca Rasulullah SAW ketika shalat. Adapun lafadz bacaannya adalah sebagai berikut:
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Alloohu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa, Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin.
Inna sholaatii wa nusukii wamahyayaa wa mamatii lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimin.
ADVERTISEMENT
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”
Mengutip buku The Religion of Islam oleh Maulana Muhammad Ali, setelah membaca doa iftitah, umat Muslim dianjurkan membaca kalimat berikut:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
ADVERTISEMENT
Kalimat dzikir tersebut dianjurkan dibaca pada rakaat pertama shalat. Tepatnya, sebelum membaca surat al-Fatihah dan surat pendek lainnya.

Doa Iftitah Menurut 4 Mazhab

Ilustrasi membaca doa iftitah saat shalat. Foto: Pexels
Doa iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah ketika pelaksanaan shalat. Adapun bacaan doa iftitah menurut 4 mazhab, yaitu:

Lafazd Doa Iftitah Imam Hanafi

Dikutip dari Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah oleh Asmaji Muchtar (2022: 127), berikut lafaz doa iftitah menurut Imam Hanafi:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabârakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuk.
Artinya: "Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, Mahasuci nama-Mu, Mahatinggi kemuliaan-Mu, tidak ada Tuhan selain-Mu."
ADVERTISEMENT

Lafazd Doa Iftitah Imam Hambali

Berikut adalah lafaz doa iftitah menurut Imam Hambali:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allahumma baa’id bainii wabaina khothooyaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots-tsaubul abyadlu minad-danas. Allahummaghsil khothooyaaya bilmaa-i wats-tsalji walbarodi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin."
Dalam Mazhab Hambali, kalimat yang mesti dibaca saat doa iftitah boleh sama seperti doa yang disebutkan pada Mazhab Hanafi. Selain itu, mereka juga membolehkan siapa saja untuk membaca kalimat yang disebutkan oleh Mazhab Syafi'i.
ADVERTISEMENT

Lafazd Doa Iftitah Imam Syafi'i

Ilustrasi membaca doa iftitah. Foto: Pexels
Dikutip dari Perbandingan Mazhab Fiqh: Penyesuaian Pendapat di Kalangan Mazhab oleh H. Syaikhu (2019: 190), berikut lafaz doa iftitah menurut Imam Syafi'i:
إِنِّى وَجَهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلَاةِ وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لأَشَرِيكَ لَهُ وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamaati lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika wa ana awwalul muslimiin.
Artinya: "Aku hadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung pada agama yang benar dan berserah diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku itu semata-mata hanya bagi Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dengan (janji) itu aku diperintahkan serta aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
ADVERTISEMENT

Imam Maliki

Menurut Mazhab Maliki, membaca doa iftitah hukumnya adalah makruh. Makruh artinya ianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak berdosa apabila dikerjakan. Kalangan Malikiyah tidak membaca doa iftitah, tetapi langsung membaca surat Al-Fatihah.
Alasannya, para sahabat Nabi tidak membaca doa iftitah meskipun hadits yang menerangkan pembacaan doa ini shahih. Namun, mereka meriwayatkan dari Imam Malik bahwa ia mengatakan hukumnya mandub.
Mandub dalam hukum Islam adalah segala suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan dosa.
(MSD & SFR)